Label

Minggu, 04 Desember 2011

...seumur hidup memberi inspirasi

"satu tahun mengajar, seumur hidup memberi inspirasi"
kata-kata itu masih saja terus menerus aku ingat. ya, bahasa dalam poster "indonesia mengajar" itu aku liat lebih dari satu tahun yang lalu sejak program ini diluncurkan pertama kali. dan akupun tertarik saat itu ju. sayang persaratannya sangat jauh dari kualifikasiku.
syarat bahwa seseorang harus sarjana dulu, membuatku terpaksa harus menunda keinginanku untuk bergabung saat itu. aku masih belum sarjana, aku bahkan baru semester 5. sejak kecil aku memang ingin jadi guru. cita-cita yang mungkin hanya sedikit anak kecil akan bercita-cita seperti aku. sebagian besar mereka ingin jadi dokter, yang lain ingin jadi polisi dan pilot. ketika besar, profesi sebagai pengajar dimataku tetap saja istimewa.
hari ini kembali melihatnya di kick andy. aku semakin tertarik dengan program ini. tapi entahlah setelah ini aku malah pesimis bisa bergabung melihat orang-orang yang terpilih benar-benar mereka yang berprestasi. sementara aku, aku tak memiliki prestasi apa-apa. tapi walau bagaimanapun aku sangat menyukai program ini, aku mendukungnya. semoga bisa memberi inspirasi kepada semua warga indonesia untuk mau berbuat sesuatu yang baik untuk orang lain.

hope

kembali nulis setelah sekian lama,,,,
tiga minggu ini aku ragu apa aku bisa dikategorikan manusia. kerjaanku cuma makan, tidur, cerita2 g jelas...... ndak produktif....apa bedanya dengan hewan. hahahahah. padahal ada banyak hal yang harus aku selesaikan... mungkin karena terlalu banyaknya aku jadi bingung mau memulainya dari mana.
tiga minggu istirahat, bukannya tambah senang, aku malah merasa beban makin  banyakk........ ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
semoga ini cepat selesai. AMIN
saatnya lari mengejar ketertinggalanku,,,,
teman-teman tunggu aku d garis finish yaaa

Minggu, 13 November 2011

maafkan, lupakan dan belajar


Ya Tuhan berdosakah aku ketika dua orang teman meminta untuk datang ke rumah dan aku tak mengijinkannya. Aku mengaku aku salah, sepertinya aku belum siap menerima kenyataan kalau aku sudah besar sekarang, sangat wajar kalau aku punya teman laki-laki. Tapi keadaannya aku belum pernah membawa teman laki-laki sebelumnya sendiri maupun berdua, aku tak tau harus bersikap bagaimana. Aku sungguh tidak siap dengan perubahan ,Tuhan. Dan sekarang mereka berdua bahkan yang lain marah kepadaku karena berpikir aku tega. sungguh Tuhan, Engkaupun tau bahwa aku bukan bermaksud setega itu membiarkan mereka kehujanan. Tapi apa yang bisa aku perbuat. Aku tidak biasa dengan kondisi seperti ini. Mungkin aku kaku, tapi begitulah kondisi di keluargaku, saudaraku semuanya perempuan. Kakakkupun dulu sampai ketika saat harus kembali padaMu Tuhan tidak pernah mencontohkan hal tersebut padaku, dan itupun berarti sama aku juga masih punya kewajiban untuk tidak memberikan contoh yang tidak baik pada adikku. Aku sadar salahku karena aku salah menilai baik dan buruk. Dan aku terlambat mencernanya.
Aku salah, bukankah aku sendiri yang bilang lebih baik berteman dengan saling mengenal orang tua dan sekarang apa yang saya lakukan, saya menolak niat baik teman saya. Tapi masalahnya mereka teman laki-laki. Seumur hidup aku baru berteman dengan laki-laki saat aku kuliah. Jangankan mereka tetanggaku yang teman SD, SMP-kupun tak pernah kerumah. Seandainya mereka bersama perempuan, kondisinya pasti berbeda. Mungkin benar kata mereka aku kaku tapi sepanjang ingatanku, tetanggakupun tak ada yang seperti itu.
Mereka marah mungkin karena sampai sekarang aku tak minta maaf dan menjelaskan. Mereka pasti berpikir aku keras kepala. Mungkin benar, tapi aku hanya ingin sekali saja dimengerti. Aku bukan melarang mereka ke rumah, aku hanya tak tau bagaimana memperkenalkan mereka. Lagipula saat itu aku sedang menunggu mobil untuk kembali ke Makassar. Aku pikir sudahlah ada saatnya aku harus mengikhlaskan mereka membenciku.
Aku harus berdamai dengan kondisi seperti ini. God?bad? who knows. Aku tak  boleh menyalahkan diriku sendiri, tak boleh pula menyalahkan mereka. Cuma sekedar melist saja apa yang menjadi kendala dalam masalah ini…..
Mereka beranggapan aku egois, jadi mereka apa. Aku telah berniat baik kemarin untuk ke tempat mereka untuk minta maaf dan hanya sebagian kecil dari mereka yang tidak marah. Salah seorang melarangku masuk. Oke aku takkan masuk, bukan karena aku marah tapi karena aku menghargai keputusannya.kapanpun mereka telah mengijinkan aku masuk ke rumahnya, aku akan masuk.  Aku tau mereka marah karena aku tidak menginjikan ke rumahku saat itu tapi aku berkata akan mengajaknya jika memang sdh saatnya. dan mereka lebih egois denganmengatakan pada salah seorang temanku bahwa walau saya mengirim bidadari untuk mengundang mereka, mereka takkan datang. aku menyesal juga, aku sadar sebagai orang bugis perlakuanku salah. tapi biarlah. kadang kita harus melepaskan masalah itu. memafkan, melupakan dan belajar dari kesalahan kita, dan itu yang sekarang aku coba lakukan.

Rabu, 09 November 2011

menutup hari

well, aku rasa cukup untuk hari ini. aku harus mengurangi intensitas blogger dan FBan sekarang. bukannya aku bosan dengan dunia maya. tapi kecemburuan dari dunia nyata menuntut aku untuk memperhatikannya juga. ya,,, meskipun dunia maya terlalu mempesona dan menarik. aku harus hidup juga dalam dunia yang pasti. aku punya tanggung jawab disana, aku punya hal yang butuh tindakan fisikku. yang membedakan dunia maya dan dunia nyataku.
maaf "maya" aku bukan mau mengabaikanmu. hanya saja untuk beberapa bulan ini perhatian untukmu harus terbagi. karena saudaramu "nyata" lebih butuh saat ini. aku membutuhkan kalian berdua dan aku berusaha membagi porsi waktu untuk kalian. jangan marah bila porsi waktunya tak sama. karena aku hanya membaginya seadil mungkin. adil ndak harus sama banyak kan. lagi pula adil untukku belum tentu adil untukmu dan juga nyata. tapi kuusahakan mendekati tingkat keadilan kita bertiga. karena kita satu. andai kau tau......
aku ingin terus menerus menulis keluh kesahku tentang dunia nyataku padamu tapi bila begitu dunia nyata akan makin cemburu. eotteohge?????makanya biar kutahan saja dulu semuanya.

Ana vs tukang becak

Hari ini luar biasa….. ada banyak kejadian lucu dan juga sedih hari ini… kisah hari ini dimulai ketika sukma menelponku mengabarkan kalau ada pelatihan di hotel Amaris. Kupikir dari pada seharian nganggur dikamar, hanya akan menambah bobot tubuh karena yg bisa saya kerjakan hanya makan dan tidur, makanya saya pikir lebih baik kalau pergi. Meskipun ada proposal skripsi yang sudah 2 bulan ini terpending pengerjaannya lantaran saya sibuk dan sok sibuk. Tapi kutinggalkan itu semua. Toh kalaupun aku tinggal di pondokan belum tentu juga akan kukerjakan. Pembenaran,,,,, alasan sebenarnya aku malas pusing di kamar mengingat progress temanku dalam penyusunan skripsinya dan betapa tertinggalnya aku. Sudahlah,,,, aku bertekad menyelesaikannya, dan aku jamin skripsiku mau atau tidak mau akan selesai.
Well, kembali kejalan yang lurus, maksudku kembali ke pembahasan yang sebenarnya. Kita membahas kisah hari ini. Tak perlu berbelok ke skripsi karena itu hanya akan membuatku stress. Ya hari ini kisah lucu, kacau, asik, sedih,,,, komplit. Ibaratnya makanan ini gado2. Dan ada sayurnya, tahu, tempe, kacang, telur, dll. Hehehe……
Nah saya mau cerita pake bahasa saya saja supaya gampang… kan tadi pagi setelah di telepon oleh sukma, aku menghindar dengan cara kesana gara2 mau lari dari kenyataan betapa sulitnya pengerjaan skripsi ,. Meskipun aku tau pada saat di telpon aku sudah terlambat setengah jam tapi aku tak peduli. Aku bergegas mandi dan menuju kesana.  Aku baru berpikir bagaimana cara kesana setelah selesai siap-siap. Naik mobil jurusan apa aku tak tau. Alamatnya hanya tertulis disamping MP. ,,,, aku tau MP tapi bagaimana kesana aku tak tau. Kalian boleh bilang aku tidak gaul. Memang,,,, klo standar gaul adalah seringnya ke mall n tempat ramai lainnya, Aku mengaku aku bukan anak gaul. Akhirnya temanku menjelaskan bagaimana ke MP. Bermodal nekat aku pergi sendiri ke sana dengan  pete-pete. Singkat cerita aku naik pete-pete 07. Temanku dalam arahannya menyuruhku singgah di jalan pengayoman, dan itupun aku tak tau dimana. Setiap papan reklame aku baca hanya untuk mengetahui aku telah berada di jalan apa. Sekitar setengah jam lebih aku di mobil aku mulai putus asa. Tapi aku masih mengenal tempat yang ku lewati jadi hatiku agak tenang. Aku bisa turun dan mencegat mobil dan kembali ke UNhas. Tapi aku masih memilih bertahan. Satu persatu penumpang turun, aku mulai tegang, jangan-jangan aku nyasar dan sudah kelewatan. Tapi aku masih bertahan. Aku ingin menanyai pak supirnya tapi aku malu dengan penumpang yang masih ada di mobil. Makanya aku bertahan sampai akhirnya kutemukan titik terang, ketika perempuan disampingku turun, tiba-tiba ku baca di papan reklame tertulis jalan pengayoman, makanya aku ikut turun. Tiba-tiba juga ku lihat papan petunjuk yang menyatakan letak Mall Panakukang. Aku yakin tempat yang dimaksud temanku adalah ini.
Aku melihat tukang becak, wah urusan bisa jadi gampang ini… tukang becaknya menghampiriku. Dia bertanya mau kemana. Aku belum memutuskan akan naik becaknya tapi kayakx dia sdh siap sekali.
“liat hotel amaris pak?” kataku
Seperti berpikir sekian lama akhirnya bapak ukang becakya berkata,”owww disana dek di pengayoman”. Dia menunjuk sepertinya agak jauh, padahal kata temanku dekat dari situ. Aku curiga tukang becaknya tau kalau saya tidak tau alamatnya, makanya dia seperti itu. mau membodoh-bodohiku.
Kuputuskan untuk bertanya ongkos untuk melihat apakah bapak ini jujur atau tidak dia menjawab “ Rp.7000”
Wah nih bapak ngarang, temanku bilang Rp 3000. Aku diam saja. Dan dia tiba-tiba menambahkan keterangan “jauh karena harus lewat pengayoman” dalam hati saya tau tidak sejauh itu untuk 7000. Aku menawar 5000. Masih terlalu mahal sebenarnya tapi kasian juga sama tukang becaknya. Tapi dasar emang tukang becak nggak tau dikasihani dia ndak mau. Tanpa nawar lagi aku bilang nggak usah. Dia masih tak beranjak, makanya aku berjalan sedikit menjauh dari si2. Menelpon sukma, tapi tidak aktif. Awalnya aku kira gara-gara jaringan. Makanya kucoba terus karena sebenarnya aku putus asa. Aku juga punya gengsi yang tinggi untuk memanggil tukang becaknya. Dan aku tau tukang becaknya akan terus bertahan karena tau kalau dia satu-satunya alternatif yang tersisa agar aku bisa sampai disana. Meskipun aku tau hape sukma tidak aktif tapi terus menerus kuhubungi hanya agar aku tidak kelihatan bego dan supaya kenyasaranku tersamarkan. Hehehehe…. Sekitar 5 menit berdiri, aku masih belum menyerah tapi kemudian kupikir, biarlah aku pakai becak saja. Takut sukma juga kelamaan menungguku. Tapi ada gengsi juga menahanku.Tunggu sampai tukang becaknya yang menyerah tapi dia tidak menyerah2.  Ada tukang becak lain tiba-tiba mendekat menanyaiku mau kemana. Dengan santai aku menjawab “tidak jie pak” kataku. Masih gengsi, pura-pura menunggu padahal tak tau apa yang aku tunggu. Yang di telpon saja tidak aktif. Seandainya areanya dekat unhas aku takkan bingung, tapi ini jauh jalur mobilnya saja aku tak mengerti. Teman-teman yang bisa kumintai tolong terlalu jauh. Otokke???????? Bagaimana ini. Stay cool ana, don’t panic. Kamu bisa nyebrang, cegat pete2 07 dan pulang. Tak perlu ke hotel Amaris karena kamu gengsi sama tukang becaknya. Ayo ana apa yang kamu tunggu, kenapa masih berdiri di si2. Cuma dua pilihan. Menyerah sama tukang becak atau memilih pulang dan membiarkan tukang becak menertawai ketololanmu.. dua-duanya tak menguntungkan untukmu, sama-sama merusak nama baikmu. Kalau ternyata namamu baik…heeeeeee
Tak kuperhatikan kedua tukang becak itu lagi, aku mengirim sms ke sukma yang aku tau bahwa i2 takkan terbaca untuk saat itu karena hape sukma sudah tidak aktid. Tiba-tiba ada motor berhenti. Seperti di film-film.
Kuperhatikan baik-baik, dia masih mengenakan helm standar jadi sulit mengenalinya karena helmnya tertutup. “mau kemana”.
Waduh,,,, siapa ini pikirku dalam hati. Jangan sampai laki-laki iseng. Wah aku pernah melihat orang seperti itu. tapi dari penampilan luarnya bukan. Mungkin dia orang yang terlalu baik mau menolong. Biar ku Tanya orang ini dimana hotel amaris. Dan semoga saja dia menjawab “ wah dekat dek, tuh sana kelihatan. Jalan dari sini saja bisa” suapaya aku bisa menang dari tukang becak. Dan aku akan berucap terimakasih yang sebesar-besarnya. Aku takkan minta atau menerima tawaran diantar karena aku tak biasa diantar orang asing kecuali orang dengan tulisan ojek di helmnya dan memang mangkal di tempat tukang ojek. Jaman sekarang susah percaya sama orang. Terlebih ini kota besar bung,,, semua orang bisa saja berbuat jahat.  Kemudian dia buka helmnya. Aku kaget, tak pernah sekalipun terlintas dalam otakku tadi Owww ternyata sosok yang kukenal… k awi rupanya… pacarnya uzna temanku. Kenapa bisa????? Tapi Hahaha selamat-selamat. Bukan selamat apanya. Setidaknya gengsiku ke tukang becaknya teratasi. Jadi tadi aku menelpon tak tersambung bisa saja mereka artikan aku menelpon kak awi, padahal bukan… buktinya tukang becaknya masih mengamati kami dari kejauhan. mungkin pikirannya hilang deh mangsa satu. hehehe. buaya kali cari mangsa. Kujelaskan ke kak awi aku mau kemana. Wah Tuhan memang maha baik. Dipertemukannya aku dengan seorang kenalan di saat genting seperti ini. Mengingat kenalanku sangat sangat sedikit maka aku percaya ini keajaiban. Terlebih lagi orangnya adalah kak awi, orang yang jarang aku temui. Dan bagaimana mungkin dia bisa mengenaliku di pinggir jalan. Tapi bagaimanapun aku selamat. Aku tertolong berkat Tuhan melalui perantara  kak Awi. Kak Awi kemudian mengantarku. Tanpa helm padahal jalan umum, ternyata sangat dekat. 5000pun terlalu banyak untuk bayaran kesitu. Kalau 3000 masih kebayakan tapi wajar karena kasian tukang becaknya. Hahahahaha… hore aku menang. Tukang becaknya sih nggak pandai bersukur, syukur tadi aku menawarkan 5000, dia ndak mau. Sudah untung 2000 dari harga normalnya. Tapi dasar bukan rejeki. Sabar ya tukang becak. Tenang akan banyak ana-ana yang lain yang akan menuju tempat di sekitar sana tanpa mengetahui alamat pastinya. Rejekimu pasti dititip sama mereka bukan padaku. Aku takkan berdoa agar mereka dikirimkan kak awi- kak awi yang lain agar kamu punya rejeki. Okey… hehehehe. Oh ia satu lagi walaupun aku tak memberimu uang tapi aku mengangkatmu dalam kisah ini, semoga bisa terbayarkan ya,,,,, siapa tau suatu saat anakmu atau cucumu tanpa sengaja online dan membuka ini, setidaknya bisa tau, meskipun dia takkan tau bahwa yang saya maksud adalah ayah mereka atau kakek mereka. Akan kutitip pesan bahwa seharusnya mereka bangga karena ayah atau kakeknya bekerja keras mencarikan mereka uang. Aku tau pekerjaanmu nggak gampang. Tapi walau bagaimanapun aku mahasiswa, terlebih lagi aku adalah orang yang akan pergi pelatihan terkait keuangan maka  harga 7000 di banding harga normal 2000-3000 adalah sangat mahal bagiku. Ayahkupun susah payah mencarikanku uang. Akan ada anak orang lain yang membayarmu lebih karena ayahnya tidak perlu susah payah mencarikannya uang… okeyyyyyyy. Damai ya tukang becak… tadi aku merasa menang, sekarang kita impas deh…

Minggu, 06 November 2011

ranting

dari buku "cacing dan kotoran kesayangannya 2" di ilustrasikan:
dalam kejadian ini Ajahn (guru) Chah memungut sebuah ranting di pinggir jalan. ia berbalik dan berkata, "Brahmavamso, apa ini berat?". sebelum saya bisa menjawabnya, ia sudah melempar ranting itu ke semak-semak, lalu berkata, "lihat kan, itu hanya berat jika kita melekat padanya." ya, kayu itu hanya berat ketika kita memegangnya. namun begitu kita melepaskannya tidak akan berat lagi.
ranting ini sama seperti masalah atau beban kita. apa yang menjadi beban kita sekarang? pekerjaan? uang? keluarga?kanker? apakah itu berat?????? hanya berat jika kita terus memegangnya.

Kamis, 03 November 2011

kebahagiaan

apa sebenarnya kebahagiaan itu. sebagaimanapun banyaknya orang yang mendefinisikannya. kita akan merasa paling cocok dengan definisi yang kita buat sendiri. tapi kebahagiaan tak perllu dan tak bisa didefinisikan. yang penting kita bisa merasakannya. seperti sekarang aku tengah merasakan kebahagiaan meskipun dengan segala keternatasan yang kupunya....
bagiku aku bahagia...... bukan karena aku memiliki semua yang aku inginkan
tapi karena aku mensyukuri apa yang aku punya.....
semoga kebahagiaan ini tetap menyertaiku  dan orang-orang disekitarku....
amin....

Jumat, 28 Oktober 2011

k.e.c.e.w.a

dengarkanlah hanya tuk kali ini
kan ku katakan isi hatiku
semuanya kan kuungkapkan
coba ku lihat
apa kau mengerti
karena semakin hari
kita jalan bersama
tapi aku tak mengenal siapakah dirimu

jika memang
cinta (pertemanan) kau dan aku 
harus berakhir dan menyakitkan
kuterima pastikan kurelakan
biar tanpaku kau bahagia

karena semakin hari kita jalan bersama
tapi ku tak mengenal siapakah dirimu
sudah lelah kurasa kuselalu mengalah
atau memang kau inginkan cukup sampai disini
kau takkan pernah tau dan menyadari hancurnya hati ini

wahhhhh nih lagu sedikit mewakili perasaan gw kemarin2,,,,,
perasaan kecewa teman jalan yang tak mengerti dan tak dimengerti...... tapi z rasa kekecewaan ini akan cukup sampai disini... g ada manusia yang sempurna... dia juga g sempurna n ndak berusaha menyempurnakan dirinya. sudahlah 

hari ini sepertinya adalah titik tolak dari hari-hariku kemarrin.....
hufffff akhirnya bisa terlewati juga
capek juga ternyata memendam rasa jengkel......
akhirnya hari ini bisa menyanyi senang

makasih buat teman2 yang mengembalikan kata-kata yang pernah kuucapkan padanya...
makasih tetap bersabar menghadapiku yang menjadi bukan diriku akhir-akhir ini...
tenang...., nggak akan ada lagi sakit hati.....
kuikhlaskan semuanya...
biar Tuhan yang balas
semoga dibukakan pintu hatinya teman2 kita yang disana....
yang masih jadi budak emosinya.... yang masih jadi budak akan hasratnya...
semoga kita semua masih mampu saling mengingatkan......

aku tau mungkin sampai kapanpun kalian nggak akan pernah baca ini, tak mengurungkan niatku untuk bilang makasih lewat ini...

Kamis, 27 Oktober 2011

love me for who i am

heran,,,,, bingung,,,,,,,,,,,,,,, benci,,,,,,,,,,,,sedih,,,,,,,,,, semuax.

saya hanya ingin semua orang bisa menerimaku apa adanya....
JUST LOVE ME FOR WHO I AM
saya benci kondisi seperti ini... Tuhan,,, bantu aku keluar dari masalah ini....
Tuhan,,,, bantu aku tetap sabar......
Tuhan,,,, semoga aku tetap kuat tak menghujat meskipun seseorang disana menfitnahku
Tuhan,,, semoga cepat Engkau perlihatkan kebenaran agar mereka belajar





BOSANNNNNNNNNNN



sedih


bingung.,,,,,,,





 

Selasa, 25 Oktober 2011

aku bukan merajuk

awalnya semua berjalan lancar, tak kusangka akan berakhir seperti ini. siapa yang salah? tentu saja dari sisi mereka aku yang salah, tapi jika kalian mau mencoba berpikir dari sisiku, tentu kalian akan melihat bahwa aku tidak salah sama sekali dalam hal ini. padahal kemarin malam kita semua sudah saling mengeluarkan unek-unek. dan pagi inipun kita sedang asik foto-foto. tapi entah ide dari mana sehinggah kalian berpikir untuk menceburku ke air laut. padahal kamu tau aku sangat tidak menyukai hal itu. aku yang mencium kejahilan kalian lari semampuku, tapi karena lariku lambat makax kalian bisa mengejarku. setengah mati kupertahankan posisiku. aku berkeras, melepaskan semua genggaman kalian semua. mempertahankan kamera tetap di tanganku agar kalian tidak menceburku ke laut karena kamera itu. tapi aku sendiri dan kalian banyak, setelah sekian lama, akhirnya pertahananku kalah. entah siapa saja yang menyeretku ke laut, aku tak ingat lagi. intinya ada yang memegang tanganku, ada yang menyeret kakiku dan ada yang setengah mati mengambil kameraku.
pada akhirnya terwujud keinginan kalian, aku berhasil dibawa ke laut. dan seelah itu  kalianpun puas, kalian tidak melihat sakit dalam hatiku. aku bergegas ke darat, tak memperdulikan seorangpun diantara kalian. saat di banguanan kecil dipinggir laut, aku menyeka air mataku. dan salah seorang diantara kalian mengatakan kalau aku menangis. mungkin sedikit dari kalian ada yang menyesal. tapi itu tak mengubah apa-apa saat itu. intinya aku masih sakit hati. mungkin menurutmu aku keterlaluan hanya karena persoalan seperti itu aku marah. dalam diam aku bergegas mengganti pakaian, anak-anak yang lain yang tak mengerti masalah menatapku keheranan. kamu mengejarku tapi tak kuperdulikan kau sama sekali. tak sepatah katapun keluar dari mulutku. kalian tak mengerti perasaanku. aku hanya berpikir aku tak pernah meminta banyak dari kalian, aku hanya ingin kalian mengerti bahwa ketika aku berkata tidak iu artinya tidak, mau hal itu sekecil dan seesepele apapun. aku hanya berpikir sekian lama kita berteman, dan aku tak pernah menuntu apapun, aku selalu mengerti kalian, tapi kenapa persoalan kecil begitu kalian tak mengerti. mestinya kalian bisa tau kalau aku sangat tak suka ketika tak kulepas kamera dari tanganku meskipun sudah sangat dengan air., itu artinya aku memilih kamera itu rusak hanya agar aku tidak ke laut.
sejujurnya ini bukan persoalan air lautnya, tapi sesuatu yang tidak saya ingini tPI kalian paksakan. saat itu setelah ganti pakaian, aku masih tak memperdulikan seorangpun diantara kalian, aku hanya langsung ke tenda. meskipun kondisi tenda saat itu sangat panas, aku tak perduli. kuambil jaket menutupi mukaku, kemudian aku menangis. kemudian salah seorag diantara kalian membujukku. dan yang lain diluar tenda bercerita tentang aku, menceritakan kalau aku tak suka dibujuk. oke hal itu adalah benar bahwa aku tak suka dibujuk. tapi kemudian dia menambahkan kalau saya dibujuk dan saya marah saya bisa mencaci keluarga mereka. aku semakin sedih mendengarnya, karena yang berkata begitu adalah teman dekatku yang belum pernah sekalipun saya kasih begitu. kapan saya pernah marah padanya seeperti itu. ketika saya tidak suka sesuatu aku hanya diam, mana mungkin saya akan membawa-bawa keluarga kalian, apa salah mereka. belum lagi ketika dia menceritakan kelemahanku yang lain yang dia besar-besarkan. sakit hatiku mendengarnya, tapi aku tak akan muncul di depan mereka dengan kondisiku seperti ini. sudahlah.... agi mereka aku gampang sekali merajuk. padahal seandainya mereka tau, aku bukan merajuk, aku menghindar karena aku benci menangis di depan orang lain. tak ada dendam sama sekali dalam hatiku,

memiliki kehilangan

aku sangan menyukai kata-kata ini, "memiliki kehilangan". meskipun aku tak tau makna sebenarnya seperti apaa. tapi kadang-kadang aku merasa kalau kata-kata ini mewakili sepotong kisahku. memiliki kehilangan. entahlah apakah perasaan yang sekarang aku alami adalah sesuatu yang semacam itu. aku kehilangan sesuatu yang baru-baru saja aku miliki. atau mungkin lebih tepatnya, aku baru merasa memilikinya setelah aku kehilanganx.

kadang aku berpikir
sanggupkah kita terus coba
mendayung perahu kita
menyatukan ingin kita
sedang selalu saja
riak yang kecil mengusik
bagai ombak yang kencang
goyahkan kaki kita

Senin, 24 Oktober 2011

stupid things

semakin lama mengenal kalian, aku semakin menjadi orang jahat. aku berusaha bertahan tetap baik meskipun itu artinya aku yang akan terus-menerus tersakiti. kututupi semua aibmu di depan semua orang tapi kenapa justru kau menceritakan hal yang tidak benar tentang aku, seolah-olah kau mengerti tentangku melebihi diriku sendiri.
sekarang aku terima kalian marah padaku, aku terima kalian kecewa kepadaku. aku hanya ingin menjelaskan sedikit agar kalian tidak salah paham hanya karena ceritanya. aku tau kalian kecewa dan marah karena kalian memiliki kepedulian yang besar terhadapku. tapi usahaku hanya akan sampai disitu saja, aku tak akan minta kalian memaafkanku lagi, sudah cukup. toh aku juga tidak salah. intinya kapanpun emosimu telah hilang, aku akan ada sebagai teman yang baik untuk kalian semua.

Kamis, 13 Oktober 2011

try

i don't know what  should i do. Should I stick to this commitment. I'm sure the answer is "yes". I believe a good woman just for men as well. although, my friend said not until I'm too picky. maybe I don't get anything. 
I do not know write english but I'll try. today I'm sad. but maybe I should be happy. I do not know. someone thinks to stay away from me. affairs of the organization was not completed. there has been no research titles. oh God help me.

Rabu, 05 Oktober 2011

CUMA NULIS PART 1

 Suasana di sengkang benar-benar gersang bulan ini. Setiap pohon mulai menggugurkan daunnya demi bertahan hidup. Dengan langkah terburu-buru, Lena memasuki pelataran rumahnya, sebuah rumah mungil di pinggir kota dengan halaman yang luas dengan berbagai macam pohon di halamannya. Ayahnya memang sangat senang menanam pohon, segala macam pohon tumbuh di halamannya. Mulai dari mangga, jambu, sampai pohon nangka dan pisangpun ada di samping rumahnya. Rumah mungil lena juga di tumbuhi berbagai macam bunga, berhubung ibu lena sangat gemar menanam bunga. Segala macam bunga ada di situ. Perpaduan antara tanaman yang ditanam ayah dan ibu Lena menjadikan halaman rumahnya sangat asri. Yang anehnya justru Lena tidak punya hobi menanam bunga atau tanaman sama sekali. Dia malah lebih suka mengurus kucingnya yang banyak.
Membuka pintu rumah, Lena langsung disambut oleh kucingnya yang dia  beri nama orange, berhubung warna bulu kucing tersebut jingga. Selain orange, Lena masih punya banyak kucing. Ada yang dinamainya Dedi, sama dengan nama mantan pacar pertamanya. Ada yang dinamainya Rangga karena saat dia menemukan kucing itu dia tersobsesi sama rangga salah satu karakter dalam film AADC yang di perankan oleh nikolas saputra. Kalau yang paling dekat dengannya, dia beri nama Manja, manja paling suka mengelus-eluskan badannya di kali Lena. Saat Lena tidur, dengan tenang Manja akan tidur di bawah kaki Lena. Lena yang sudah terbiasa tidak akan merasa terganggu sama sekali. Manja juga satu- satunya kucing betina yang dipunyai lena. Ketiga lainnya adalah kucing jantan.
Lena langsung mengangkat Orange dan menggendongnya dalam pelukannya. Membawanya sampai ke kamarnya. Orange langsung melompat dari pelukan Lena begitu sampai di kamar, langsung mengganggu Manja. “hmmmmm dasar kucing ganjen”pikir Lena.
Lena merebahkan tubuhnya di kasur, kembali mengingat kejadian di sekolahnya. Dia serasa mau menangis. Bagaimana tidak dia merasa sangat dipermalukan. Rasanya seperti dia kehilangan muka di depan teman-temannya. Bebi sahabatnya mempermalukan dirinya dengan sesuatu yang sangat menyakitkan buat Lena. Tiba-tiba setetes air matanya keluar, dia kemudian menutup mata. Berusaha melupakan kejadian memalukan itu meskipun tidak bisa.
"Lena makan" panggil ibunya. Lena masih tak menghiraukan, sebenarya dari tadi perutnya mengisaratkan tanda-tanda lapar namun dia belum memiliki nafsu untuk makan.
“Lena ayo makan” ibunya masih memanggil untuk kedua kalinya. Lenapun beranjak. Dia memperbaiki raut mukanya. Dia tidak mau kelihatan kacau di depan ibunya. Ia kemudian keluar kamar. Dengan senyum dia bertanya pada ibunya “lauknya apa hari ini bu?”. Ibunya yang sedari tadi sibuk menata meja makan tidak menjawab, dia hanya memberi isyarat agar lena melihat sendiri di atas meja makan. Lena memperbaiki posisi duduknya, menunggu hingga ibunya juga duduk kemudian mereka berdua makan bersama. Tiap siang Lena memang makan berdua dengan ibunya, ayahya belum pulang dari tempat kerjanya, sementara kakaknya sudah dua tahun ini melanjutkan kuliah di Makassar. Makan berdua dengan ibunya sangat sepi karena ibu Lena tidak banyak bicara. “hmmmmmm,,,, ibu….” Lena berniat membuka pembicaraan.
“apa?” ibunya berhenti menyedok makanan, sepertinya dia sangat serius menanggapi Lena. Melihat ibunya terlalu serius, Lena jadi mengurungkan niatnya.
“nggak kok bu” Lena menambahkan sayur ke dalam piringnya. Kemudian menyantap dengan santai makanannya.
“bagaimana sekolahnya” akhirnya ibunya mengambil inisiatif untuk melajutkan pembicaraan.
“biasa aja bu” lena tidak enak menceritakan kisah memalukannya kepada ibunya. Lena tetap menyantap hidangannya. Memakan habis semua nasi dalam piringnya.
“syukurlah kalau begitu”, kata ibunya.  Lena hanya tersenyum, dia yang telah selesai makan beranjak membawa piring kotornya ke tempat cuci piring, ibunya juga sudah selesai makan. Ibuya membereskan meja makan sementara lena mencuci piring.
***
Pagi ini Lena kembali menginjakkan kakinya di sekolah, Hari masih sangat pagi. Udara masih segar, sekolahpun masih kelihatan sangat bersih, belum ada sampah dari daun. Sepertinya baru di sapu oleh tukang bersih-bersih sekolah. Pagi-pagi begini, sekolah masih sangat sepi. Lena melangkah pelan, ada rasa malas menyergapinya. Bukan karena tugas yang menumpuk tapi karena dia malu ketemu dengan teman-temannya. Dia berusaha bersabar, memasrahkan semuanya pada Tuhan. Disimpannya tas sekolahnya di kursinya, Melisa teman tempat duduknya belum datang. Hari ini Lena memang kepagian ke sekolah. Berhubung dia menumpang di mobil ayahnya yang sedang ada tugas yang harus di selesaikan pagi-pagi. Akhirnya dia memilih menumpang mobil ayahnya meskipun kepagian dari pada dia harus naik bus atau angkutan umum yang jalurnya berputar-putar.
Dia melihat sekeliling kelas hanya ada satu orang, si anak rajin, begitu cara dia menjuluki Aidil, teman sekelasnya yang paling pintar. Anak yang baru satu minggu pindah ke sekolah mereka. Dengar- dengar katanya pindahan dari SMA 1 Makassar, anak kota. Lena sudah mulai bosan dengan suasana sekolah yang sepi. Dia mengutak-atik tasnya mencari sesuatu yang dapat dia kerjakan, tapi dia tidak menemukan sesuatu yang menarik. Lena mulai berfikir untuk mengajak bicara si anak baru, tapi dia agak malu, akhirnya dia batal meluluskan niatnya. Dia hanya duduk bengong, dan akhirnya mengambil kertas dan pulpel menggambar. Tapi otaknya memang dasarnya buntu tidak ada inspirasi. Tiba-tiba seseorang mendekati bangkunya. Akhirnya Melisa datang juga, pikir Lena dalam hati.
“Hai . . .” Lena berbalik hendak menyapa Melisa, tapi kemudian mulutnya seperti bisu.
“Hai, lagi ngapain” Aidil melemparkan senyum manis kearahnya.
Lena yang masih tidak menyangka kalau orang yang mendekati bangkunya Aidil hanya bengong, dia tanpa sengaja menjatuhkan pulpen dari tangannya. Mungkin karena kaget bisa jadi juga karena dia gugup. Dia mengambil pulpennya  dan mulai memperbaiki kembali konsentrasinya, dia berusaha santai. Dan memperbaiki kembali posisi duduknya.
“Lagi coret-coret kertas aja nih” katanya sambil memperlihatkan kertasnya yang hanya berisi coretan tidak jelas.
“oh ia kita belum kenalan, saya Aidil. Kamu Lena kan?” Aidil mengulurkan tangan hendak kenalan. “wah,, dia kenal nama saya, jangan-jangan dia memperhatikan saya selama ini. Aduh Lena jangan GR dia tau kamu gara-gara kemarin kamu di ledekin satu kelas, siapa yang tidak kenal kamu kalau begitu”batin lena, dia mulai berfikir sendiri kenapa Aidil bisa mengenal namanya padahal mereka belum pernah kontak atau bicara sebelumnya.
“iya saya sudah kenal kamu kok, secara kamu tenar satu sekolahan” Lena juga mengulurkan tangannya membalas salam Aidil.
“oh ia kemarin itu kamu sama gaby punya masalah apa?” Aidil tiba-tiba menanyakan pertanyaan yang paling tidak ingin didengar oleh Lena. “Wah nih anak baru mulai menjengkelkan juga, masa baru bicara sudah ngomogin hal yang sensitive kayak gitu sih”. Lena pusing mau mejawab pertanyaan Deva.
“Wah berdua-duaan aja nih.” Lena dan Aidil balik melihat siapa yang datang dan ternyata melisa.. Lena merasa seperti terbebaskan, dia sudah tidak berniat menjawab pertayaan dari Aidil. Dia kemudian mengajak bicara Melisa.
“Masalahnya kamu lama banget ke sekolahnya, dari tadi nggak ada orang cuma ada aku sama Aidil aja, dari pada bengong medingan cerita” Lena menjelaskan diikutin anggukan kepala Aidil. Aidil tak ingin mengganggu mereka berdua.
“Kalau gitu aku kesana dulu ya,” Aidil menunjuk keluar, kelapangan yang ada di depan kelas. Disana telah berdiri beberapa teman cowoknya. Juga tampak beberapa anak sedang asik main basket. Aidil kelihatannya berjalan menuju ke pinggir lapangan. Lena dan Melisa mengamatinya dari belakang. Lena mengamati lekat-lekat orang yang barusan di ajaknya bicara. Dia mulai menilai penampilan fisiknya.
“Lumayan juga ya.”tiba-tiba Melisa memuji aidil
“Apa?” Tanya lena yang pura-pura tidak mengerti yang dimaksud oleh Melisa. Dia takut melisa tau kalau dia sedari tadi memperhatikan Aidil.
“ Yang barusan pergi”
“Oh,,,”
“Kok cuma oh sih, bilang apa kek.”
“Masalahnya dia orangnya menjengkelkan.”
“Menjengkelkan mana dengan Gaby?”
“Ya gaby lah, tapi entahlah sayakan belum mengenal si murid baru.” Kata Lena, mereeka berdua kemudian bercerita sampai bel masuk berbunyi. Semua siswa sudah menempati tempat duduk masing-masing. Tampak juga gaby yang duduk di pojok kanan kelas, dari tatapan matanya dia ada niat lagi untuk mempermainkan Lena. Lena hanya bisa was-was menantikan apa yang akan dilakukan Gaby terhadapnya. Pikiran Lena kemudian menerawang, dia tidak lagi memperhatikan gurunya yang sedari tadi sibuk menerangkan. Lena mulai berfikir tentang hubungannya dengan Gaby. Dia mengurut peristiwa perkenalannya dengan Gaby sampai pada akhirnya mereka berdua tak lagi begitu cocok.
Masih jelas dalam ingatan Lena ketika mereka berdua masih menjadi sahabat akrab. Kemana-mana jalan berdua. Ada Lena artinya ada  Gaby, demikian pula sebaliknya. Mereka berdua sudah kenalan sejak baru masuk sekolah. Kebetulan pada saat MOS mereka dibagi kelompok dan kebetulan lagi mereka satu kelompok. Awalnya Lena agak segan dengan Gaby karena Gaby benar-benar bertolak belakang dengan dirinya, Gaby yang aktif dan cerewet sementara dia yang pasif dan pendiam.  Berawal dari MOS itulah mereka akrab, terlebih lagi ternyata mereka satu kelas. Lena sampai sekarang masih belum mengerti kenapa Gaby marah padanya. Dia juga tidak bisa mengingat sejak kapan Gaby mulai marah padanya. Lena tau semua kesukaan Gaby, hal-hal yang dibenci Gaby sampai rahasia-rahasia kecil Gaby yang tak seorangpun mengetahuinnya. Sebenarnya Lena tidak seberapa sakit karena dikerjai Gaby yang membuat dia sangat sedih karena mengingat hubungannya sekarang dengan Gaby. Dia tidak tau bagaimana cara memperbaikinya.
“Kalian  kerjakan latihan halaman 68.” Kata pak Husein, guru kimia mereka. Setelah berkata begitu, dia kemudian keluar kelas diikuti suara ribut anak anak dalam kelas. Hanya sedikit saja yang mengikuti perintah pak husein, selebihnya ada yang bergosip, ada yang berdandan, ada yang cuma bengong bahkan ada yang langsung mengeluarkan kartu dan mengajak yang lain untuk main kartu.
“Teman-teman ada gosib baru.” Gaby teriak menghebohkan satu kelas. Sontak satu kelas melihat kearahnya. Mendengar yang teriak Gaby, Lenapun menghetikan lamunannya. Dia khawatir kali ini yang digosipkan adalah dirinya. Dan benar saja ternyata yang diceritakan memang dia. “Tau nggak kembang desa kita menemukan jodoh tadi pagi. Dengan pangeran lebah dari kota”. Dia makin menambah volume suaranya diikuti “cieeee” dari anak-anak satu kelas. Meskipun dia tidak menyebutkan nama sama sekali, Lena yakin semua teman sekelas tau kalau yang dimaksud adalah dia dan Aidil. Makin lama Gaby makin keterlaluan pikir Lena. Tapi dari mana dia tau kalau tadi pagi dia hanya berdua saja dengan murid baru waktu di kelas.
Lena tak tahan lagi tinggal lama-lama di kelas, tanpa memperdulikan siapapun, dia keluar kelas. Sementara dia berjalan hanya satu yang ada di otaknya betapa tega Gaby melakukan itu padanya. Dia menuju taman sekolah, berusaha mencari ketenangan. Dia berjalan tergesah-gesah tak peduli apapun yang dilewatinya. Dari semua tempat di sekolah menurut Lena hanya dua tempat yang paling tenang menurutnya. Pertama perpustakaan  dan kedua taman sekolah. Perpustakaan memang tenang, bahkan bisa dikatakan sangat tenanng, makanya ketika ke sana Lena pasti mengantuk, lagi pula dia tidak memiliki minat baca yang tinggi. Makanya yang selalu mejadi alternative lena ketika pusing adalah taman sekolah. Lena akan betah duduk berlama-lama di taman. Duduk  sambil menikmati suasana yang sejuk, kadang kala ketika tidak ada orang dia menyenandungkan lagu. Lagu apa saja yang sesuai dengan suasana hatinya. Karena terlalu terburu-buru Lena tanpa sengaja menabrak seseorang. Seorang laki-laki. Untungnya laki-laki itu tidak jatuh karea memang bobot tubuhnya pasti lebih berat dari Lena. Tapi buku bawaannya berhamburan.
“maaf” hanya itu yang keluar dari mulut Lena. Untung laki-laki itu tidak mempermasalahkan. Lena membantu memungut buku yang berserakan dan kemudian menyerahkan ke lelaki itu. Laki-laki itu langsung pergi, sepertinya dia juga sedang buru-buru. Lenapun melanjutkan perjalanannya. Tidak lama dia telah sampai ke taman sekolah. Kali ini dia hanya duduk melihat ke sekeliling taman. Tidak ada orang. Memang masih jam pelajaran makanya tak ada siapa-siapa disana. Kalaupun waktu istirahat juga hanya sedikit bahkan tidak ada orang yang ketaman itu, mereka biasanya lebih memilih menghabiskan waktu istirahat di kantin. Tiba-tiba angin bertiup kencang, sepertinya mau hujan, Lena akhirnya memilih kembali ke kelas.
***
Di kelas
“ Maaf ya Gaby, meskipun aku cuma anak baru, aku mau bilang kalau cara kamu sudah keterlaluan”
“ Ia aku nggak nyangka kamu tega begitu sama Lena, dia kan sahabat kamu” terdegar suara Melisa juga membela Lena. Melisa sudah geram melihat Gaby yang masih tetap melanjutkan ejekannya meskipun Lena sudah tak disana. Sepeninggal Lena, Melisa yang membelanya. Melisa tidak membela Lena ketika dia masih di sana karena Melisa tidak mau Lena merasa lemah dan kemudian akan merasa tidak berdaya.
Mendengar pembelaan Aidil dan Melisa, Gaby hanya diam. Dia hanya berjalan keluar, tak ada yang mengerti jalan fikiranya.
***
Di lorong sekolah
Lena berjalan menunduk, malas memperhatikan yang ada disekitarnya. Tali sepatunya yang sedari tadi terbuka juga malas diperhatikanya. “palingan jatuh” pikirnya, tidak mungkin lebih sakit dari itu. Sekarang dia telah berada di depan kelas 2 bahasa, tinggal beberapa kelas lagi dia mencapai kelasnya. Dari kejauhan dilihatnya bayangan seseorang sedang keluar dari kelasnya. Berjalan terburu-buru. Gaby, ya… benar orang yang berjalan itu teryata Gaby, Lena tak berani mengangkat mukanya. dia tetap berjalan dan sekarang mulai agak berjalan di pinggir memberikan ruang berjalan yang cukup buat Gaby nantinya di sampingnya.
Gaby semakin dekat, dan semakin dekat lagi. Sekarang Gaby telah berjalan tepat disampingnya, dia tetap menunduk tapi juga mencuri pandang. Kemudian Lena kaget, dia tidak yakin akan apa yang dilihatnya. Gaby menangis? Dia bertanya sendiri, dia yakin apa yang dilihatnya adalah benar. Memang benar air mata yang keluar dari mata Gaby. Tapi kenapa. Pertanyaan itu yang kemudian muncul di benaknya. Dia kini berbalik melihat kearah Gaby, tapi yang dilihatnya hanya punggung Gaby saja. Gaby tetap berjalan cepat tanpa menoleh ataupun berbalik kearahnya. Lena memilih berdiri diam sebetar mengamati Gaby sampai Gaby benar-benar hilang dari padanganya. Sejenak dia melupakan kejengkelannya terhadap Gaby, dia buru-buru menuju kelasya mencari tau apa yang terjadi pada Gaby. Rasa khawatirnya megalahkan rasa kesalnya pada gaby. Walau bagaimanapu dia masih meganggap Gaby sahabatnya. Saat sampai di kelas, Lena mendapati teman-temanya masih ribut. Lena mengurungkan niatnya bertanya dia hanya duduk kembali ke tempat duduknya.
“Mel, aku mendingan mati aja deh” Lena tiba-tiba merasa frustasi. Entah apa yang ada dalam fikirannya. Melisa langsung berbalik kearahnya, dia tidak menyangka temannya bisa memiliki pikiran gila seperti itu. Dia prihatin melihat kondisi temannya.
“hus,, nggak boleh bilang begitu” Melisa mencoba menenangkan. “kalau ada yang mau kamu cerita, cerita sama saya saja.”  Tambahya.
“lain kali insyaallah aku pasti cerita sama kamu, sekarang rasanya aku mau menenangkan diri terlebih dahulu”.
***
Di taman
Kali ini tukaran, giliran Gaby yang berdiam diri di taman. Dia mengeluarkan mp3nya, menyetel musik. Air matanya mengalir di pipinya. Dia mengingat semua kejadian antara dirinya dan Lena. Taman ini adalah tempat faforit mereka berdua.  Tempat mereka biasa menghabiskan bekal yang dibuatkan oleh ibu Lena. Gaby rindu ingin memakan makanan yang biasa dibuatkan oleh ibu lena, sudah lama juga dia tidak mencicipi masakan buatan ibu lena. Gaby menangis sambil menikmati musiknya. Sesekali dia teriak mengikuti lagu yang ada dalam mp3nya.
“Ku ingin marah melampiaskan.Tapi ku hanyalah sendiri disini, ingin kutunjukkan pada siapa saja yang ada bahwa hatiku kecewa.” Lagu itu terus menerus dinyanyikan oleh Gaby. Dia berteriak tak peduli bahkan pada kemungkinan orang lain bisa saja menganggapnya gila lantaran sikapnya tersebut. Dia tak peduli,Lagu  Bunga Citra lestari tersebut sepertinya mengambarkan apa yang sedang dia rasakan. Tapi siapa yang bisa menebak apa yang dirasakan oleh Gaby. Memang dia orang yang cerewet dan banyak bicara tapi untuk masalah pribadinya dia adalah sosok yang paling tertutup. Celah utnuk wilayah pribadinya terlalu rapat untuk dimasuki oleh siapapun bahkan Lena sekalipun yang sudah menjadi sahabatnya semenjak maba. Dia selalu ceria dan ceplas ceplos seolah tanpa beban selama ini.
***
dirumah,
Lena makin sering melamun, dia tidak begitu sesemangat dulu lagi. Dia merebahkan tubuhnya sambil memandangi sekeliling ruangan kamarnya. Tidak begitu banyak isi kamar itu, Lena memang orang yang simple. Hanya ada kasur beserta perangkatnya juga sebuah lemari baju dan sekaligus lemari riasnya. Lena juga tidak begitu suka berdandan. Kemana-mana dia hanya mengenakan bedak seadanya. Tiba-tiba matanya terhenti pada sebuah bingkai. Bingkai kecil yang berisi fotonya. Diapun beranjak dari tidurnya mengambil bingkai foto itu, dia kembali teringat pada Gaby. Dia membeli bingkai itu bersama dengan Gaby 2 tahun yang lalu. Dia membelinya di sebuah pasar tradisional. Hari itu adalah pengalaman pertama mereka berdua ke pasar tradisional. Awalnya mereka berdua ogah terlebih melihat banyaknya orang yang berdesakan dan jalanan yag becek. Tapi mereka berdua telah bertekat. Kebetulan saat itu mereka ada tugas mewawancarai pengunjung dan pejual pasar. Saat mulai masuk ke dalam pasar, ternyata mereka mulai tertarik terlebih ketika melihat harga di pasar tradisional yang jauh lebih murah di bandingkan di swalaya atau di mall. Saat itu  mereka berdua menemukan bigkai tersebut, di mata mereka berdua bigkai itu sangat unik. Maka diambillah bingkai itu masing-masing.
Saat itu dia dan Gaby baru kenal, mereka berdua sama-sama menyukai benda-benda unik. Dan akhirnya dipilihlah bingkai itu yang kebetulan memang hanya dua buah. Lena memilih paduan warna coklat pink sementara gaby biru kuning. Tiba-tiba saja ibu gaby memasuki kamarnya.
“kok diliatin terus bingkainya, ada apa?”
Lena yang dari tadi memperhatikan bingkai itu sekarang mengalihkan pandangannya ke arah ibunya. “eh ibu, tumben ibu ke kamar Lena nggak ngetuk pintu  biasanya ibu cuma manggil Lena dari luar”
Ibu Lena sekarang sudah duduk di kasur di samping Lena. Sambil mengambil bingkai yang tadi diletakkan Lena ibunya berkata “kamu yang nggak dengar, ibu dari tadi ngetuk pintu kamu tapi kamu tidak menyahut. Lagian pintunya tidak terkunci makanya langsung ibu buka saja, memangnya ibu tidak boleh ya masuk di kamar anak ibu lagi. Disini sudah ada rahasia yang tidak oleh ibu tau ya?” ibu Lena menyerangnya dengan berbagai pertannyaan.
Lena menjawab semua pertanyaan ibunya dengan singkat “nggak kok bu, lena tadi nggak dengar ibu.”
“Len, Gaby sudah lama ya tidak kesini” ibu Lena langsung menanyakan pertanyaan yang berat dijawab oleh Lena.
Lena terdiam, dia pusing mau menjawab apa. “ia bu, lagi sibuk dia” akhirnya Lena membohongi ibunya. Ndak sepenuhnya bohong sih, Gaby memang sedang sibuk dengan teman bandnya. Tapi nggak bisa dibilang jujur juga karena alasan Gaby ke sana bukan karena sibuk dengan bandnya tapi karena dia ada masalah dengan Lena. Masalah yang Lena tak mengerti karena apa.
“oww, baguslah. Ibu kira kalian berdua bermasalah.” Ibunya kini beranjak meniggalkan kamar Lena. Ditingkalkanya lena sendiri dengan perasaan sedih. Lena tidak ingin menampakkan kesedihannya. Lena kemudian mengambil selimut dan menutupi seluruh tubuhnya. Hingga kemudian dia tertidur.

Selasa, 04 Oktober 2011

Judul-judulan

maux cari gampang malah ribet begini. awalnya mengajukan judul rokok dengan objek penelitian mahasiswa unhas supaya saya ndak usah jauh-jauh meneliti. eh ujung-ujungnya judul yang aku usulkan katax sudah pernah diteliti. akhirnya dosen pembimbing menanyaiku apa yang sebenarnya yang saya mau. saya jelaskan rencana penelitianku. bahwa aku tertarik melihat prilaku merokok anak lembaga. dia malah berpikir aku anak lembaga dan melegalkan rokok. jelas saja dua-duanya salah. aku benci rokok makanya aku ngotot mau meneliti masalah rokok.
dasarnya pembimbingku orang baik,,, dia mengikuti keinginanku tapi memodifikasinya. katanya aku liat aja aspek lingkungannya. katanya nanti aku liat karakteristik perokok di lembaga, berapa yang merokok dan penyakit apa yang biasa mereka derita dihubungkan dengan lingkunagan lembaga/ sekret mereka, dalam hal ini kelembaban, suhu, pencahayaan, dll. awalnya aku pikir menarik juga. terlebih saat dosen pembimbingku bertanya apakah aku pintar bahasa ingris karena katanya tahun depan akan ada seminar internasional dan aku bisa mempresentasikan hasilku disitu. siapa yang ndak mau, sayang aku tak tau bahasa ingris aktif.
belakangan baru aku kewalahan, satu minggu cari referensi belum ada satupun teori ttg itu yang kutemukan. barangkali aku kurang gigih, memang. aku bellum bisa mengattur waktuku karena aku juga sementara mengaudit keuangan kopma. waktuku 80 % ke kopma. untuk kuliah tinggal 2. sempat kupikir untuk mengajukan judul-judulan saja, asal jadi. tapi dimana tanggung jawab morilku, dan sumbangsiku untuk dunia pendidikan.

Sabtu, 01 Oktober 2011

susahx jadi pengawas..... antara ada dan tiada.
Saya sangat mengapresiasi kinerja pengurus, khususnya Kabid Litbang & PA serta Kabid Adum dan Personalia. Sekarang kita tunggu Actionnya pengawas...
bersyukur juga sih dua bidang yang saya awasi dikatakan mengalami peningkatan dibandingkan bidang yang lain. cuma yang agak sedikit tidak enak karena mereka menanyakan andil dari kepengawasan. padahal apa yang pengurus kerja berdasarkan saran dari pengawas.
tapi ya sudahlah,,,, yang penting kopma baik. tidak perlu pusing mencari siapa yang salah dan yang benar. tidak perlu mengumbar-umbarkan apa yang telah kita lakukan. tuhan tau semuax.

memory of kopma

pengalaman kehilangan laptop membuatku kapok, bukan karena laptopx tp karena semua data yang ada di laptop terutama fotox. karena tidak mungkin untuk kita mengulang moment yang pernah ada. makax mengantisipasi hal itu saya mengupload sebagian foto saya, setidakx yg mewakili moment tertentu meskipun tidak semuax.





Minggu, 04 September 2011

memory of Soppeng

 Nah ini kami sedang dalam perjalanan menuju tempat undangan makan es kelapa. asli,,, pake jembatan gantung asli menegangkan abis,,,,,
ya tapi demi es kelapa muda jembatanpun kami seberangi. heeeeeee.








hahahahaha seandainya ada lomba foto ekspresi, kayaknya nih foto bisa ikut dilombakan.... ekspresi takutnya Ceni dapat banget, kalau Mala sih masih ada senyumnya dikit...


Selasa, 23 Agustus 2011

Pusingggggggggg

sepulang dari desa Pising, Soppeng. sekarang aku mengalami pusing berat..... dua orang partnerq pergi menerima tawaran magang di inco. meninggalkan aku sendiri dengan segala macam masalah kepengawasan. dengan semua kritikan senior, dengan semua permasalahan di kopma.




belum beres masalah itu,,, tiba-tiba dosenku pagi ini kembali mengingatkan betapa waku kami tinggal sedikit. betapa kami harus ekstra kerja keras agar tidak ketinggalan. aku tak tau harus memilih yang mana. karena dua-duanya penting untukku. aku terlalu menyayangi kopma. dan tentu saja aku tak ingin tinggal lama-lama di kampus, itu artinya akupun harus fokus kuliah. kata dosenku untuk sekarang mulailah tinggalkan semua tetekbengek masalah organisasi. tapi di organisasiku, aku juga dituntut profesional. bagaimana ini????

02 again,,,,,,,

"02"
                 KKN memberikan teman2 bru untukq. semoga aku tetap menjaga memori tentang kebersamaan kami di posko. kebersamaan yang membuahkan hasil. mengahsilkan sebuah toga percontohan. dan keberhasilan intervensi Gisi dengan bertambahnya berat badan Anak yang sebelumnya gisi buruk. "jangan anggap diri rugi kalau bekerja". meskipun itu sekalipun artinya bahwa kami harus dengan sangat terpaksa mengerjakan pekerjaan cowok. tapi semua sekarang terbayar. bahkan seperti tak rela untuk melepaskannya.

Minggu, 07 Agustus 2011

nonton bola

habis berdebat hebat dengan teman satu posko akhirnya kami,,,, kamar 02 milih buat pergi nonton bola. ya iya lah dari pada pusing. masalahnya sepele, yang lain terlalu santai ngadapin nih KKN. sementara kami terlalu serius. bukan mau jadi anak bureng sih,,,, cuma masalahnya kami rasa aneh aja soalx sudah satu bulan n warga masih sedikit yg kenal kami. anak KKLP dari akper makassar aja dah dikenal padahal mereka baru lebih dari satu minggu. nah kami, yang notabede menyandang almamater Unhas yang terkenal di sulawesi selatan bahkan di luar sulsel, kok masih begini-begini aja. kalau buat aku ma nak 02 sayang aja klo misalnya KKN ini terlewatkan dengan begitu aja.
sementara teman yang lain ndak sepemikiran, katanya masyarakatnya yang nggak peka, nggak peduli. apa ia? tapi kok anak KKLp bisa ngambil hati mereka ya. ini artinya yang salah ada di kami. ia nggak salah lagi kami yang salah. nggak respek ma masyarakat, gimana masyarakat mau peduli ma kita. datang-datang yang disibukkan bukannya program apa yang bagus. tapi justru mengeluhkan ndak ada sinyallah, wc ndak baguslah. belum lagi ndak bisa ke mall, ndak bisa ke salon luluran. Tuhan,,,,, anak muda jaman sekarang manja. makanya kami bertekad mulai dari diri kami. lebih peduli kepada mereka. menebar senyum ke warga yang meskipun kadang-kadang nggak berbalas. barangkali bapak itu sedang sakit gigi, pikir positif aja.
nah nih,,,, jadilah kita memulai dengan jalan kaki menuju lapangan sambil menebar senyum dengan tujuan nonton bola,. yang ini ke tiga temanq. uci, ani dan novi. jangan tanya aku kemana soalnya aku saat itu lagi konsen ngarahin kamera ke muka mereka supaya dapat gambar yang bagus,,,, heeeeee

Jumat, 05 Agustus 2011

bulusaraung

 ini masih di pos daki alias pos1. kita baru mau mulai pendakian. ini pengalaman pertama saya mendaki gunung yang sebenar-benarnya. biasanya sih cuma menjelajahi bukit itupun bukit kecil. tapi masih lebih besarlah dari bukit teletubies,,hehehehe.... tema perjalanan ini dua putri salju dan enam kurcaci. hehehehe..... untung mereka nggak baca ini. kalau mereka baca, habislah saya. ketujuh-tujuhnya adalah saudara saya lain ibu lain bapak. makanya mukanya lain, ndak kayak saya.
 nah klo yang ini kita sudah di pos 2,,,, masih sempat senyum saya. sebenarnya disini napas saya sudah habis. saya sudah ribuan kali mau membatalkan mendaki. tapi mereka semua menyemangati, katanya ndak usah buru-buru. toh ndak ada yang ngejar kita. untung mereka semua baik, aku nggak bawa tas apa-apa soalnya bawa badan aja sudah berat. maklum obes. masih ada 7 pos lagi baru kita bisa pasang tenda. wahhh,,,, perjalanan yang berat
 selepas dari pos dua ternyata,,, ndak begitu capek lagi. meskipun jalanku kayak siput tapi nggak apalah. toh mereka juga yang kerepotan bawa aku, bukan aku yang repot. nah disini kita sudah kedatangan tamu di badan. sudah banyak pacet yang menempel.... ihhhhhhh ngeri. untung nggak ada yang nempel di aku. takut kali  mereka. ini di pos 7. pemandangannya sih bagus. ada lahan kosong juga buat berkemah, tapi kata teman aku jangan soalnya sumber air jauh,,,, ndak kayak di ambon yang sumber airnya so dekat
 nah ini tenda kami pemirsa,,,, yang biru itu buat aku sama uzna. nah yang warnanya merah buat cowok-cowoknya. ini di pos 9, ada orang lain juga yang berkemah. ada anak dari politani katanya mau nanam pohon besok. asli cuaca disini benar-benar dingin. oh ia aku paling suka kebiasaan anak-anak pendaki yang kayak orang akrab banget. baru-baru datang kita disambut. belum lagi rombongan yang mau pergi pada datang nyalamin yang masih ada di gunung. coba kalau di kota semuanya pasti pada cuek-cuek
ini di puncak

masih d puncak

 nah klo yang ini,,,,, next weekend baru ke sana soalnya ini lebih parah dari yang tadi. n kayakx aku n uzna n teman perempuan yang lain nggak ikut deh. soalnya kata saudara-saudaraku yang cowok. cuaca di sini ekstrim buat bawa cewek.

perjalanan ke puncak

kkn @ soppeng

selesai lomba cerdas cermat, foto bareng peserta dulu,,,,, siapa tau diantara mereka ada yang jadi orang penting. saya yakin pasti akan ada. mereka yang akan menggantikan posisi kami sebagai mahasiswa. mereka yang akan menggantikan posisi orang-orang yang sekarang sedang memngku jabatan penting

Jumat, 25 Maret 2011

ketapel kopma unhas

“menurut pendapat senior, tahun lalu adalah titik terendah pencapaian kopma unhas” kurang lebih seperti itu yang dikatakan ketua umum kopma tb 2011. sebagai penguruus tb 2010 yang mendengar saat itu , aku agak sedikit sakit hati. Dalam hati aku bertanya, apa ia tahun kepengurusanku merupakan pencapaian terendah yang dilakukan kepengurusan.? mungkin saja benar. aku bisa saja ngotot bilang kalau itu salah, tapi walau bagaimanpun orang diluar kita yang paling bisa menilai. aku jadi berfikir kenapa aku bisa menerima tawaran menjadi pengawas tahun ini sementara tahun lalu aku dianggap gagal. tapi kemudian kufikir inilah kesempatanku untuk memperbaiki semua kesalahanku. mewariskan apa yang seharusnya aku lakukan yang tak sempat aku lakukan kepada pengurus baru. jujur ini bukan hal yang mudah, sendainya saja anda diposisi saya. mungkin saya yang terlalu sensitif. tapi ketika ada kesalahan yang menyangkut tb2010 aku harus memperebal muka, melapangkan dada untuk mendengarnya dengan ikhlas.
tapi kembali lagi ke topik awal ketapel kopma unhas. kenapa saya mengangkat judul ini. kemarin saya tertarik dengan apa yang dikatakan WR3 unhas bagian kemahasiswaan. bahwa kalau ketua mengatakan tahun lalu sebagai titik terendah maka seharusnya sekarang dia memanfaatkan moment itu,. analogi sederhananya seperti sebuah ketapel yang ditarik jauh kebelakang dan ketika kita bisa menangkap moment, dan mengambil tindakan melepaskannya tepat waktu maka lontarannya akan sangat jauh kedepan. dari situ saya menganalisa apa yang menjadi masalah di kepngurusan saya adalah kita terlalu larut dalam kekecewaan keterpurukan, tak ada proyek spmb, bursa mau digusur. kami tak berhasil menemukan moment dan tidak juga menciptakannya. dan baru ketika terakhir kami menemukan moment itu, terlalu banyak pertimbangan hingga pada akhirnya kami melepas ketapelnya dengan ragu-ragu dan apa hasilnya bahwa batunya hanya jatuh seadanya. tapi walau bagaimanapun aku bangga dengan teman2 pengurus tb 2010, bukan karena aku adalah bagian dari itu, tapi karena aku tau apa yang telah kami usahakan. yang ketika mereka melanjutkannya hasilnya pasti akan dinikmati keluarga kopma sangat lama.

Rabu, 09 Maret 2011

9 maret 2011

masih dalam suasana hati nggak enak,, kemarin lpj ditolak,,, ternyata rasax tidak enak. jauh lebih tidak enak dibanding ketika makan kacang yang palit di saat penghabisan. hufffff munafik kalau aku bilang aku ikhlas,,, setidaknya saat ini aku belum ikhlas terlebih mengingat semua pengorbanan teman-temanku yang sebagian besar anggota tidak tau. aku agak jengkel saja melihat orang yang dengan mudah mengambil keputusan,,, seolah-olah mengerti situasi padahal dia tidak tau sedikitpun. Tuhan,,, maafkan aku karena mengeluh, akupun tak mau tapi sudahlah,,,, ANA ikhlaskan semuanya. ndak ada orang yang rugi kalau bekerja. Kamu nggak tau apa-apa. orang yang paling bijaksana adalah orang yang tau kalau dirinya tidak tau apa-apa. kamu sudah mengusahakan yang terbaik, biar Tuhan yang membalas semuanya untukmu.