Label

Selasa, 30 November 2010

hubungan = vas bunga

Hubungan itu saya ibaratkan vas bunga. Hubungan baik itu ibarat vas bunga yang utuh, yang indah. Namun, tentu kalian tau apa jadinya seandainya vas bunga tersebut jatuh, dan pecah. Tak ada bentuk. Harusnya hubungan yang rusak juga tidak ada manfaatnya sama sekali. Dan kalian mencoba memperbaikinya dengan mencoba merekatkannya kembali, saya yakin vas bunga itu tidak akan utuh seperti semula lagi. Telah ada kepingan-kepigan yang hilang. Kepingan yang coba kau rekatkan bisa jadi dia yang menyakitimu. Dan jangan harap kau bisa menggatikannya dengan vas yang lain. karena rasanya tak akan sama meskipun kau meggantinya dengan vas bunga yang persis sama.
Memang tidak ada ruginya menjalin hubungan baik ( pertemaan, dsb) dengan banyak orang. Hanya saja bagi saya lebih penting untuk menjaga hubungan baik yang telah terjalin. Karena kalian pasti tau kalau setiap hubungan baik punya potensi untuk jadi berantakan. dalam setiap hubugan, pastikan selalu ada kepingan kepercayaan. Karena kapan kepingang kepercayaan itu hilang maka itu sama saj dengan menuju pintu kehancuran hubungan tersebut. dan saat hubungan tersebut berantakan, barulah kalian akan menyesal. karena kadang . . .
Matahari tampak begitu indah pada saat dia hampir terbenam
Jangan sampai orang yang selalu mengisi hari-hari kita terasa biasa saja, tetapi saat dia pergi kita baru sadar betapa berartiya dia. kejadian seperti ini bukan hanya dirasakan satu atau dua orang saja, tetqpi telah dirasakan hampir semua orang dimuka bumi ini. makanya kalian harus benar-benar menjaga sesuatu disekitar anda. Sayangilah dia, jangan sampai kalia menyesal saat telah kehilangannya.
memang kadang kita baru sadar pada saat yang benar-benar hancur. kadang semuaya tampak begitu jelas saat telah jatuh ditempat yang gelap. Karena pada saat gelap itulah, baru kelihatan mana yang benar-benar megeluarkan cahaya kebaikan. dan mana orang yang hanya memantulkan cahaya tersebut.

cinta

ketika orang ditanya “kenapa kamu mencintai saya” sebagian besar mungkin akan sulit menemukan alasan. bisa jadi karena dia benar2 mencintai kita tanpa alasan tapi mungkin jg karena sebenarnya dia sebenarnya hanya suka, kagum, simpati, dsb terhadap kita.
Ada seseorang yang pernah berkata….. katanya, aku mencintaimu tanpa alasan karena jika cinta dengan alasan maka kisahnya sedikit banyak adalah sebagai berikut: Aku mencintaimu karena kau cantik, karena kau lincah, karena kau perhatian, dan karena kelembutan suaramu. namun pada suatu ketika saat kau koma, jangankan untuk mendengar suara lembutmu kau tak mampu lagi berucap. kau takkan sanggup memberiku perhatian apa-apa karena kau sendiri butuh perhatian. kau tak mampu bergerak dan kau tak cantik lagi. maka aku saat itu akan berhenti mencintaimu. TIDAK!!!! cinta tidak seperti itu bahwa aku memang mencintaimu bukan karena alasan apapun.
Namun salah seorang lagi mengungkapkan hal yang bertolak belakang tapi sama masuk akalnya.
jika ada seseorang yang mengaku mencintaimu dan mengaku dia tidak tau alasan kenapa dia mencintaimu, maka kamu patut ragu pada ketulusan cintanya. Karena ketika aku mencintaimu,  aku mencintaimu dengan alasan, aku punya beribu bahkan jutaan alasan yang mampu aku ungkapkan. Aku akan bilang aku mencintaimu karena parasmu, karena tawamu, karena rambutmu, karena kukumu, karena suaramu, karena gigimu, karena perhatianmu, karena tulisanmu dan semua yang ada pada dirimu bahkan karena banyanganmu sekalipun . Sehingga ketika kamu telah kehilangan salah satunya, aku masih punya beribu alasan lain untuk tetap mencintaimu. Jadi selama masih ada banyanganmu ataupun namamu aku akan selalu mencintaimu.

anak kebanggaan ortu

Jadi anak kebanggan orang tua, siapa yang nggak mau. Tapi sebenarnya jadi anak kebanggan orang tua nggak selama selalu enak,, banyak beban ia, tapi aku punya kisah lucu kaitannya dengan jadi anak kebanggan orang tua. baca ya...

Kejadiannya baru-baru ini, tepatnya sehari setelah lebaran. Sebenarnya kalau dicerita malu-maluin sih,, tapi buat jadi pelajaran aja n supaya aku bisa tetap mengenangnya sampai nanti. Jadi saat itu hujan baru berhenti, suasana dingin masih menyusup hingga ke tulang, belum terlalu malam sih, tapi aku terpaksa ke tempat tidur karena keluarga dari kota datang ke rumah buat nginap. Ya... sebagai anak yang baik otomatis aku mengalah nggak nonton sampai malam demi memberi mereka ruang yang cukup buat cerita sekaligus keleluasaan, siapa tau aja ada pembicaraan yang nggak boleh di dengar ma anak-anak (hehehe,, aku masih merasa anak-anak). Merekapun berbincang-bincang,,, saat itu ada ayah, ibu, tante, dan paman. Dari kamar aku masih bisa mendengar percakapan mereka,, ya... masalah nggak penting, pembicaraan oranng tua mengenai pekerjaan mereka masing-masing, mengenai keluarga yang lain. Setelah itu aku sudah tidak memperhatikan lagi percakapan mereka, aku sibuk berpikir, menghayal lebih tepatnya. Pikiranku kemana-mana, aku masih belum bisa tidur, biasa peyakit imsomnia kambuh lagi. Aku terus memikirkan apa yang seharusnya aku lakukan untuk hidupku dan banyak hal yang sedikit-sedikit menyerempet khayalan.
Sudah agak lama mereka berbincang, aku yakin mereka menngira aku sudah tidur, kembali ku pasang pendengaranku baik-baik. Kali ini orang tua mulai membanggakan diri, membanggakan keluarga dan kerjaan masig-masing. jeng...jeng..jenjeng.. inilah dia saat yang dinanti-nanti ketika namaaku mulai diungkit-ungkit,. Aku memperbaiki pendengaranku. Yang tadinya aku hanya sekedaar mendengar, kini aku benar-benar menyimak. Aku mau tau apa saja yang mereka cerita tentanng aku. Awalnya sih senang jg,, karena ortu begitu membanggakanku,, tapi lama-lama. waduh kok jadi kayak gitu ya,,, mukaku memerah,, udah kayak kepiting rebus. malu....................... 
Awalnya yang dicerita mengenai prestasi-prestasiku waktu sekolah, semuanya deh... sampai pada akhirnya ketika ibu menambahkan. Ana sibuk sekarang di kampus,,, jadi pengurus koperasi. Tanteku kedengaran hanya berkata..hehm...adami kasian gajinya, lumayan dapatmi 150rb  perbulan. Jadi anu..... kalau ada karyawan mau libur sama dia, katanya. Kemudian ayahku menambahkann, 'jadi personalia".5000 gajinya perhari, datang jie saja tanda-tangan. Ini baru-baru banyaknya na bawa barang... ada terigu, minuman empat, susu, mie, terigu. anu... THRnya dari kopma. Saya bisa membayangkan ekspresi om dan tanteku pasti bosan mendengar mereka mengoceh melulu. kemudian ayah berkata lagi. " saya bilang sama ana, kau itu ana belumpi bekerja sudah banyakmi barang kau bawa".
Pokoknya perasaanku saat itu bercampur-campur. Aku malu dicerita sampai begitu ke tante., tapi kadang-kadang aku mencoba berpikir positif dan merasa terharu sekaligus bangga juga,. Sedemikian bangganya orag tua terhadap prestasi kecil kita. Bahkan mungkin lomba tingkat RW saja mungkin seandainya bisa akan mereka umumkan ke seluruh dunia. Sebenarnya aku ingin sekali membuat mereka bangga dengan prestasi yang lebih nyata. Aku ingin sekali bisa berprestasi yang membuat kedua orangtuaku dipanggil ke podium. Aku pernah saat lulus smp juara 3 umum, tapi sayang saat itu orang tua nggak di undang. Giliran waktu SMA, aku berharap bisa masuk 10 besar sekolah ternyata tidak. Seandainya saja saat itu yang di panggil orang tuanya untuk naik sampai juara duapuluh besar pasti orang tuaku bisa naik juga. aku sedih sekali sekaligus kecewa juga. Tapi insyaallah suatu saat aku akan membuat orang tuaku sangat bangga sama seperti bangganya aku menjadi anak mereka.