Label

Minggu, 13 November 2011

maafkan, lupakan dan belajar


Ya Tuhan berdosakah aku ketika dua orang teman meminta untuk datang ke rumah dan aku tak mengijinkannya. Aku mengaku aku salah, sepertinya aku belum siap menerima kenyataan kalau aku sudah besar sekarang, sangat wajar kalau aku punya teman laki-laki. Tapi keadaannya aku belum pernah membawa teman laki-laki sebelumnya sendiri maupun berdua, aku tak tau harus bersikap bagaimana. Aku sungguh tidak siap dengan perubahan ,Tuhan. Dan sekarang mereka berdua bahkan yang lain marah kepadaku karena berpikir aku tega. sungguh Tuhan, Engkaupun tau bahwa aku bukan bermaksud setega itu membiarkan mereka kehujanan. Tapi apa yang bisa aku perbuat. Aku tidak biasa dengan kondisi seperti ini. Mungkin aku kaku, tapi begitulah kondisi di keluargaku, saudaraku semuanya perempuan. Kakakkupun dulu sampai ketika saat harus kembali padaMu Tuhan tidak pernah mencontohkan hal tersebut padaku, dan itupun berarti sama aku juga masih punya kewajiban untuk tidak memberikan contoh yang tidak baik pada adikku. Aku sadar salahku karena aku salah menilai baik dan buruk. Dan aku terlambat mencernanya.
Aku salah, bukankah aku sendiri yang bilang lebih baik berteman dengan saling mengenal orang tua dan sekarang apa yang saya lakukan, saya menolak niat baik teman saya. Tapi masalahnya mereka teman laki-laki. Seumur hidup aku baru berteman dengan laki-laki saat aku kuliah. Jangankan mereka tetanggaku yang teman SD, SMP-kupun tak pernah kerumah. Seandainya mereka bersama perempuan, kondisinya pasti berbeda. Mungkin benar kata mereka aku kaku tapi sepanjang ingatanku, tetanggakupun tak ada yang seperti itu.
Mereka marah mungkin karena sampai sekarang aku tak minta maaf dan menjelaskan. Mereka pasti berpikir aku keras kepala. Mungkin benar, tapi aku hanya ingin sekali saja dimengerti. Aku bukan melarang mereka ke rumah, aku hanya tak tau bagaimana memperkenalkan mereka. Lagipula saat itu aku sedang menunggu mobil untuk kembali ke Makassar. Aku pikir sudahlah ada saatnya aku harus mengikhlaskan mereka membenciku.
Aku harus berdamai dengan kondisi seperti ini. God?bad? who knows. Aku tak  boleh menyalahkan diriku sendiri, tak boleh pula menyalahkan mereka. Cuma sekedar melist saja apa yang menjadi kendala dalam masalah ini…..
Mereka beranggapan aku egois, jadi mereka apa. Aku telah berniat baik kemarin untuk ke tempat mereka untuk minta maaf dan hanya sebagian kecil dari mereka yang tidak marah. Salah seorang melarangku masuk. Oke aku takkan masuk, bukan karena aku marah tapi karena aku menghargai keputusannya.kapanpun mereka telah mengijinkan aku masuk ke rumahnya, aku akan masuk.  Aku tau mereka marah karena aku tidak menginjikan ke rumahku saat itu tapi aku berkata akan mengajaknya jika memang sdh saatnya. dan mereka lebih egois denganmengatakan pada salah seorang temanku bahwa walau saya mengirim bidadari untuk mengundang mereka, mereka takkan datang. aku menyesal juga, aku sadar sebagai orang bugis perlakuanku salah. tapi biarlah. kadang kita harus melepaskan masalah itu. memafkan, melupakan dan belajar dari kesalahan kita, dan itu yang sekarang aku coba lakukan.

Rabu, 09 November 2011

menutup hari

well, aku rasa cukup untuk hari ini. aku harus mengurangi intensitas blogger dan FBan sekarang. bukannya aku bosan dengan dunia maya. tapi kecemburuan dari dunia nyata menuntut aku untuk memperhatikannya juga. ya,,, meskipun dunia maya terlalu mempesona dan menarik. aku harus hidup juga dalam dunia yang pasti. aku punya tanggung jawab disana, aku punya hal yang butuh tindakan fisikku. yang membedakan dunia maya dan dunia nyataku.
maaf "maya" aku bukan mau mengabaikanmu. hanya saja untuk beberapa bulan ini perhatian untukmu harus terbagi. karena saudaramu "nyata" lebih butuh saat ini. aku membutuhkan kalian berdua dan aku berusaha membagi porsi waktu untuk kalian. jangan marah bila porsi waktunya tak sama. karena aku hanya membaginya seadil mungkin. adil ndak harus sama banyak kan. lagi pula adil untukku belum tentu adil untukmu dan juga nyata. tapi kuusahakan mendekati tingkat keadilan kita bertiga. karena kita satu. andai kau tau......
aku ingin terus menerus menulis keluh kesahku tentang dunia nyataku padamu tapi bila begitu dunia nyata akan makin cemburu. eotteohge?????makanya biar kutahan saja dulu semuanya.

Ana vs tukang becak

Hari ini luar biasa….. ada banyak kejadian lucu dan juga sedih hari ini… kisah hari ini dimulai ketika sukma menelponku mengabarkan kalau ada pelatihan di hotel Amaris. Kupikir dari pada seharian nganggur dikamar, hanya akan menambah bobot tubuh karena yg bisa saya kerjakan hanya makan dan tidur, makanya saya pikir lebih baik kalau pergi. Meskipun ada proposal skripsi yang sudah 2 bulan ini terpending pengerjaannya lantaran saya sibuk dan sok sibuk. Tapi kutinggalkan itu semua. Toh kalaupun aku tinggal di pondokan belum tentu juga akan kukerjakan. Pembenaran,,,,, alasan sebenarnya aku malas pusing di kamar mengingat progress temanku dalam penyusunan skripsinya dan betapa tertinggalnya aku. Sudahlah,,,, aku bertekad menyelesaikannya, dan aku jamin skripsiku mau atau tidak mau akan selesai.
Well, kembali kejalan yang lurus, maksudku kembali ke pembahasan yang sebenarnya. Kita membahas kisah hari ini. Tak perlu berbelok ke skripsi karena itu hanya akan membuatku stress. Ya hari ini kisah lucu, kacau, asik, sedih,,,, komplit. Ibaratnya makanan ini gado2. Dan ada sayurnya, tahu, tempe, kacang, telur, dll. Hehehe……
Nah saya mau cerita pake bahasa saya saja supaya gampang… kan tadi pagi setelah di telepon oleh sukma, aku menghindar dengan cara kesana gara2 mau lari dari kenyataan betapa sulitnya pengerjaan skripsi ,. Meskipun aku tau pada saat di telpon aku sudah terlambat setengah jam tapi aku tak peduli. Aku bergegas mandi dan menuju kesana.  Aku baru berpikir bagaimana cara kesana setelah selesai siap-siap. Naik mobil jurusan apa aku tak tau. Alamatnya hanya tertulis disamping MP. ,,,, aku tau MP tapi bagaimana kesana aku tak tau. Kalian boleh bilang aku tidak gaul. Memang,,,, klo standar gaul adalah seringnya ke mall n tempat ramai lainnya, Aku mengaku aku bukan anak gaul. Akhirnya temanku menjelaskan bagaimana ke MP. Bermodal nekat aku pergi sendiri ke sana dengan  pete-pete. Singkat cerita aku naik pete-pete 07. Temanku dalam arahannya menyuruhku singgah di jalan pengayoman, dan itupun aku tak tau dimana. Setiap papan reklame aku baca hanya untuk mengetahui aku telah berada di jalan apa. Sekitar setengah jam lebih aku di mobil aku mulai putus asa. Tapi aku masih mengenal tempat yang ku lewati jadi hatiku agak tenang. Aku bisa turun dan mencegat mobil dan kembali ke UNhas. Tapi aku masih memilih bertahan. Satu persatu penumpang turun, aku mulai tegang, jangan-jangan aku nyasar dan sudah kelewatan. Tapi aku masih bertahan. Aku ingin menanyai pak supirnya tapi aku malu dengan penumpang yang masih ada di mobil. Makanya aku bertahan sampai akhirnya kutemukan titik terang, ketika perempuan disampingku turun, tiba-tiba ku baca di papan reklame tertulis jalan pengayoman, makanya aku ikut turun. Tiba-tiba juga ku lihat papan petunjuk yang menyatakan letak Mall Panakukang. Aku yakin tempat yang dimaksud temanku adalah ini.
Aku melihat tukang becak, wah urusan bisa jadi gampang ini… tukang becaknya menghampiriku. Dia bertanya mau kemana. Aku belum memutuskan akan naik becaknya tapi kayakx dia sdh siap sekali.
“liat hotel amaris pak?” kataku
Seperti berpikir sekian lama akhirnya bapak ukang becakya berkata,”owww disana dek di pengayoman”. Dia menunjuk sepertinya agak jauh, padahal kata temanku dekat dari situ. Aku curiga tukang becaknya tau kalau saya tidak tau alamatnya, makanya dia seperti itu. mau membodoh-bodohiku.
Kuputuskan untuk bertanya ongkos untuk melihat apakah bapak ini jujur atau tidak dia menjawab “ Rp.7000”
Wah nih bapak ngarang, temanku bilang Rp 3000. Aku diam saja. Dan dia tiba-tiba menambahkan keterangan “jauh karena harus lewat pengayoman” dalam hati saya tau tidak sejauh itu untuk 7000. Aku menawar 5000. Masih terlalu mahal sebenarnya tapi kasian juga sama tukang becaknya. Tapi dasar emang tukang becak nggak tau dikasihani dia ndak mau. Tanpa nawar lagi aku bilang nggak usah. Dia masih tak beranjak, makanya aku berjalan sedikit menjauh dari si2. Menelpon sukma, tapi tidak aktif. Awalnya aku kira gara-gara jaringan. Makanya kucoba terus karena sebenarnya aku putus asa. Aku juga punya gengsi yang tinggi untuk memanggil tukang becaknya. Dan aku tau tukang becaknya akan terus bertahan karena tau kalau dia satu-satunya alternatif yang tersisa agar aku bisa sampai disana. Meskipun aku tau hape sukma tidak aktif tapi terus menerus kuhubungi hanya agar aku tidak kelihatan bego dan supaya kenyasaranku tersamarkan. Hehehehe…. Sekitar 5 menit berdiri, aku masih belum menyerah tapi kemudian kupikir, biarlah aku pakai becak saja. Takut sukma juga kelamaan menungguku. Tapi ada gengsi juga menahanku.Tunggu sampai tukang becaknya yang menyerah tapi dia tidak menyerah2.  Ada tukang becak lain tiba-tiba mendekat menanyaiku mau kemana. Dengan santai aku menjawab “tidak jie pak” kataku. Masih gengsi, pura-pura menunggu padahal tak tau apa yang aku tunggu. Yang di telpon saja tidak aktif. Seandainya areanya dekat unhas aku takkan bingung, tapi ini jauh jalur mobilnya saja aku tak mengerti. Teman-teman yang bisa kumintai tolong terlalu jauh. Otokke???????? Bagaimana ini. Stay cool ana, don’t panic. Kamu bisa nyebrang, cegat pete2 07 dan pulang. Tak perlu ke hotel Amaris karena kamu gengsi sama tukang becaknya. Ayo ana apa yang kamu tunggu, kenapa masih berdiri di si2. Cuma dua pilihan. Menyerah sama tukang becak atau memilih pulang dan membiarkan tukang becak menertawai ketololanmu.. dua-duanya tak menguntungkan untukmu, sama-sama merusak nama baikmu. Kalau ternyata namamu baik…heeeeeee
Tak kuperhatikan kedua tukang becak itu lagi, aku mengirim sms ke sukma yang aku tau bahwa i2 takkan terbaca untuk saat itu karena hape sukma sudah tidak aktid. Tiba-tiba ada motor berhenti. Seperti di film-film.
Kuperhatikan baik-baik, dia masih mengenakan helm standar jadi sulit mengenalinya karena helmnya tertutup. “mau kemana”.
Waduh,,,, siapa ini pikirku dalam hati. Jangan sampai laki-laki iseng. Wah aku pernah melihat orang seperti itu. tapi dari penampilan luarnya bukan. Mungkin dia orang yang terlalu baik mau menolong. Biar ku Tanya orang ini dimana hotel amaris. Dan semoga saja dia menjawab “ wah dekat dek, tuh sana kelihatan. Jalan dari sini saja bisa” suapaya aku bisa menang dari tukang becak. Dan aku akan berucap terimakasih yang sebesar-besarnya. Aku takkan minta atau menerima tawaran diantar karena aku tak biasa diantar orang asing kecuali orang dengan tulisan ojek di helmnya dan memang mangkal di tempat tukang ojek. Jaman sekarang susah percaya sama orang. Terlebih ini kota besar bung,,, semua orang bisa saja berbuat jahat.  Kemudian dia buka helmnya. Aku kaget, tak pernah sekalipun terlintas dalam otakku tadi Owww ternyata sosok yang kukenal… k awi rupanya… pacarnya uzna temanku. Kenapa bisa????? Tapi Hahaha selamat-selamat. Bukan selamat apanya. Setidaknya gengsiku ke tukang becaknya teratasi. Jadi tadi aku menelpon tak tersambung bisa saja mereka artikan aku menelpon kak awi, padahal bukan… buktinya tukang becaknya masih mengamati kami dari kejauhan. mungkin pikirannya hilang deh mangsa satu. hehehe. buaya kali cari mangsa. Kujelaskan ke kak awi aku mau kemana. Wah Tuhan memang maha baik. Dipertemukannya aku dengan seorang kenalan di saat genting seperti ini. Mengingat kenalanku sangat sangat sedikit maka aku percaya ini keajaiban. Terlebih lagi orangnya adalah kak awi, orang yang jarang aku temui. Dan bagaimana mungkin dia bisa mengenaliku di pinggir jalan. Tapi bagaimanapun aku selamat. Aku tertolong berkat Tuhan melalui perantara  kak Awi. Kak Awi kemudian mengantarku. Tanpa helm padahal jalan umum, ternyata sangat dekat. 5000pun terlalu banyak untuk bayaran kesitu. Kalau 3000 masih kebayakan tapi wajar karena kasian tukang becaknya. Hahahahaha… hore aku menang. Tukang becaknya sih nggak pandai bersukur, syukur tadi aku menawarkan 5000, dia ndak mau. Sudah untung 2000 dari harga normalnya. Tapi dasar bukan rejeki. Sabar ya tukang becak. Tenang akan banyak ana-ana yang lain yang akan menuju tempat di sekitar sana tanpa mengetahui alamat pastinya. Rejekimu pasti dititip sama mereka bukan padaku. Aku takkan berdoa agar mereka dikirimkan kak awi- kak awi yang lain agar kamu punya rejeki. Okey… hehehehe. Oh ia satu lagi walaupun aku tak memberimu uang tapi aku mengangkatmu dalam kisah ini, semoga bisa terbayarkan ya,,,,, siapa tau suatu saat anakmu atau cucumu tanpa sengaja online dan membuka ini, setidaknya bisa tau, meskipun dia takkan tau bahwa yang saya maksud adalah ayah mereka atau kakek mereka. Akan kutitip pesan bahwa seharusnya mereka bangga karena ayah atau kakeknya bekerja keras mencarikan mereka uang. Aku tau pekerjaanmu nggak gampang. Tapi walau bagaimanapun aku mahasiswa, terlebih lagi aku adalah orang yang akan pergi pelatihan terkait keuangan maka  harga 7000 di banding harga normal 2000-3000 adalah sangat mahal bagiku. Ayahkupun susah payah mencarikanku uang. Akan ada anak orang lain yang membayarmu lebih karena ayahnya tidak perlu susah payah mencarikannya uang… okeyyyyyyy. Damai ya tukang becak… tadi aku merasa menang, sekarang kita impas deh…

Minggu, 06 November 2011

ranting

dari buku "cacing dan kotoran kesayangannya 2" di ilustrasikan:
dalam kejadian ini Ajahn (guru) Chah memungut sebuah ranting di pinggir jalan. ia berbalik dan berkata, "Brahmavamso, apa ini berat?". sebelum saya bisa menjawabnya, ia sudah melempar ranting itu ke semak-semak, lalu berkata, "lihat kan, itu hanya berat jika kita melekat padanya." ya, kayu itu hanya berat ketika kita memegangnya. namun begitu kita melepaskannya tidak akan berat lagi.
ranting ini sama seperti masalah atau beban kita. apa yang menjadi beban kita sekarang? pekerjaan? uang? keluarga?kanker? apakah itu berat?????? hanya berat jika kita terus memegangnya.

Kamis, 03 November 2011

kebahagiaan

apa sebenarnya kebahagiaan itu. sebagaimanapun banyaknya orang yang mendefinisikannya. kita akan merasa paling cocok dengan definisi yang kita buat sendiri. tapi kebahagiaan tak perllu dan tak bisa didefinisikan. yang penting kita bisa merasakannya. seperti sekarang aku tengah merasakan kebahagiaan meskipun dengan segala keternatasan yang kupunya....
bagiku aku bahagia...... bukan karena aku memiliki semua yang aku inginkan
tapi karena aku mensyukuri apa yang aku punya.....
semoga kebahagiaan ini tetap menyertaiku  dan orang-orang disekitarku....
amin....