Label

Selasa, 22 Juli 2014

To my unknown Friend

Maaf tidak menjelaskannya melalui Sosmed langsung  tapi melalui media ini. Jika saya ngotot menjelaskannya tadi secara langsung, saya yakin kamu akan berpikir bahwa saya sedang mencari-cari alasan. Atau kamu pikir saya hanya berusaha ngeles. Saya hanya tidak suka dianggap pembohong. Karena alasan itu juga saya memberimu nomor telponku ( itu sungguh di luar kebiasaanku).
Saya nggak pernah dan nggak mau pacaran itu adalah fakta. Semua temanku tau tentang itu. Saya menjelaskan ini bukan untuk menarik simpati atau agar kamu suka sama saya, sama sekali bukan. Saya hanya ingin cari teman. Saya hanya tidak suka di cap pembohong. Dan terlebih lagi saya tidak suka ada orang yang salah paham tentang saya. Semua yang saya ucapkan adalah benar, di hapeku saya memang tidak punya foto dan saya tak suka di foto.
Sepertinya kita salah paham hanya karena perbedaan tujuan kita. Kamu sedang mencari seseorang yang serius di Sosmed sementara saya hanya mencari teman sebanyak-banyaknya. Saya tak masalah kamu men delconku dari kontakmu, karena memang saya tidak sesuai dengan tujuanmu  tapi saya berharap mudah-mudahan kita masih bisa berteman di dunia nyata atau dunia lain. J
Oh iya, bukan bermaksud mau mencampuri urusanmu, hanya saja menurutku kamu sebaiknya jangan mencari pasangan yang mau di ajak serius di dunia maya, lebih baik di dunia nyata. Ini kalau kamu masih mau menerima nasihatku, orang yang masih mau berteman denganmu. Kamu takkan tau bagaimana sifat asli mereka, orang bisa jadi siapa saja di dunia maya. Tentu saja tidak semua orang begitu, banyak diantara mereka menjadi dirinya sendiri. Tapi saya ragu kamu bisa membedakannya. Itu telah saya buktikan, dari cara kamu salah menilai saya.
Oh iya mudah-mudahan saya masih bisa minta e-book nya. J Kalau boleh balas saja ke sini. Sekali lagi saya hanya ingin cari teman, saya tidak ingin dimusuhi dan di benci atau di salahpahami. sekedar info di blogku ada banyak temanku bahkan ada saudara dan dosenku. Sengaja saya tidak memasangnya di Sosmed karena saya tidak suka di cap tidak konsisten. Telah banyak teman Sosmed yang saya tanya bahwa saya tidak pacaran. Saya tidak ingin mereka salah paham dan menganggapku tidak konsisten.
Saya pernah menolak orang yang menembakku dulu dengan alasan bahwa saya tidak ingin pacaran, tapi kamu tau dia bilang apa. Dia bilang “barangkali kamu bilang begitu karena saya jelek. Kamu bilang tak mau pacaran karena kamu tidak menyukai saya. Klo kamu sudah ketemu orang yang kamu suka kamu akan pacaran” dari situ saya pikir jangan sampai ada orang yang berpikiran begitu lagi. Saya tidak mengganggap serius orang-orang yang bilang suka atau menembakku di Sosmed, tapi saya hanya tidak ingin jadi orang yang tidak konsisten. Bukan karena saya takut gebetan lari atau pacar marah seperti yang kamu tuduhkan.  Saya cuma tidak ingin kata-kata bahwa saya mengatakan tidak mau pacaran hanya karena saya tidak suka dengan orang yang menembak saya terbukti. Karena itu tidak benar, saya tidak seperti itu. Seseorang yg saya sukai juga pernah bilang suka sama saya bahkan berkali-kali dia meyakinkan tapi sampai detik ini kami tidak pacaran. Kami hanya menjaga hati kami masing-masing, memperbaiki diri dan menyerahkan semuanya pada Allah. Saling mendoakan dan mudah-mudahan Tuhan menjodohkan kami.
Pakaian saya standart masih mengenakan celana jeans, bukan ukhti-ukhti bergamis tapi apa salah kalau salah tidak mau pacaran, ingin langsung menikah. Saya sering chating tengah malam dengan orang yang tidak saya kenal untuk membantu menghabiskan waktu karena saya imsomnia tapi apa itu berarti saya tidak baik, ketika kami hanya membahas hal umum bahkan pengetahuan bukan tentang perasaan atau sebagainya. Sejujurnya saya ingin tidak peduli. Berulang kali saya mengulang dalam hati “biarlah, terserah orang mau menilaimu bagaimana, yang penting kamu dan Tuhan tau apa yang kamu kerjakan. Tidak penting bagaimana reputasimu di depan teman-teman dunia mayamu, yang penting bagaimana karakter aslimu”  tapi, saya tidak bisa senaif itu. Setidaknya saya harus menjelaskan. Saya tidak menyalahkan jika kamu salah paham, bukan hanya kamu saja, bahkan teman yang telah lama berteman denganku menilai saya ribet, bahkan ada yang menyebutku batu. Tapi itulah saya.

Saya sudah menjelaskan, setidaknya kamu sudah tau kebenarannya. Silahkan menghapus nomor hape saya, kontal email saya dan semua yang berhubungan dengan saya. Jika kamu ingin mengakhiri pertemanan ini, saya hanya mengakhirinya dengan baik-baik tanpa kesalahpahaman. 

Senin, 21 Juli 2014

22/07/2014

Rasanya sudah lama tidak melakukan hal yang bermanfaat. Akhir-akhir ini rasa-rasanya hari-hariku terlalu banyak saya habiskan untuk rutinitas hingga waktu berlalu tanpa terasa. Aku merindukan diriku yang dulu, yang sibuk mengurus dan mengajar anak-anak laspen, yang sibuk mondar-mandir di kopma. Bahkan pondokankupun hanya jadi tempat tidur dan ganti baju. Aneh, tapi saya menyukai kalau saya capek setelah seharian melakukan aktifitas, bergerak kesana kemari, bukannya capek hanya karena seharian duduk. Sebelum ini aku merasa aku telah berada pada jalur yang benar untuk meraih impianku, bahwa sekarang aku tengah melanjutkan sekolahku untuk menunjang cita-citaku menjadi dosen. Cita-cita telah tersusun rapi. Aku ingin menjadi dosen, penulis, pebisnis, dan ibu serta istri yang baik.

Kelihatannya cita-citaku banyak tapi aku yakin bisa mewujudkannya, tak ada yang saling tumpang tindih diantara semua cita-citaku itu, bahkan bisa saling menunjang. Dengan jadi dosen aku bisa tetap jadi penulis buku pelajaran terkait mata kuliahku mungkin, atau sebuah novel contoh kasus dari bidang ilmu yang saya geluti. Kupikir dengan aku jadi dosen, menambah terus ilmuku, aku akan jadi ibu yang baik pula, aku bisa jadi madrasah pertamanya.Tapi setelah saya tinjau kembali sepertinya aku terlalu serakah, barangkali aku harus membuang sebagian agar bisa memaksimalkan sisanya, tapi apa? Aku menyukai semuanya. 

Tiap hari alarm hapeku bertuliskan "do the best" agar aku ingat untuk tidak menyia-nyiakan waktuku, tapi kenyataannya aku hanya tenggelam dalam rutinitas tanpa tau apa makna dari semua hal yang telah ku kerjakan. Kebanyakan waktuku terbuang untuk tidur atau sekedar santai menonton, membaca, bercerita, atau hanya berpikir hal yang ingin ku kerjakan. 

Minggu, 20 Juli 2014

Saya adalah Makhluk Bumi dan saya Mau Pulkam.. :(


Benar kata orang bahwa sesekali orang perlu merantau agar dia tau apa yang dirindukan agar tau alasan untuk kembali  dan agar bisa merasakan nikmatnya moment saat pulang itu.
Sejak kecil saya memiliki pemikiran aneh, bahwa saya ini bukan bagian dari keluarga manapun, saya adalah makhluk bumi, makluk antariksa yang kebetulan saja tinggal serumah dengan keluargaku (atau orang kebanyakan menyebutnya keluarga). Bahwa setiap manusia di dunia ini memiliki perannya masing-masing hanya untuk menunjang peranku. Ada yang berperan jadi ibu, jadi ayahku, jadi saudaraku, jadi tetanggaku, jadi guruku, jadi orang yang diceritakan padaku, jadi orang yang saya nonton di tv. Intinya sayalah pusat dalam dunia ini. Hahahaha, jangan salahkan aku, atau menilaiku tidak beragama, aku masih kecil waktu itu, menulispun aku belum bisa, apalagi membaca.
Aku selalu meyakinkan diriku untuk tidak terikat dengan apapun, bahwa segala sesuatu datang dan pergi ke kehidupan kita, kita harus merelakannya. Tapi itu hanya pemikiran masa kecilku, seorang anak tengah, bukan sulung, bukan bungsu. Tapi anak tengah dengan jarak usia kakak dan adikku tidak jauh beda dari usiaku. Dan inilah saya, anak yang terbiasa mandiri sejak kecil dan merasa bukan bagian dari apapun. Tapi merantau 5 tahun membuatku ragu pada kesimpulan yang ku buat di masa kecilku. Kenyataannya kini, Aku merindukan ayah ibuku, aku rindu kakakku, aku rindu adekku.. Aku ingin pulkam... :'(

:'(

Ya Allah kenapa saya harus keras kepala jika saya merasa saya benar. Kadang saya lupa kalau lawan bicaraku orang yang lebih tua dan harus saya hormati. Kenapa saya tidak mengalah saja, kan intinya saya dan Engkau tau kebenarannya.
Dan kenapa saya harus menangis tiap kali saya merasa benar namun tak bisa membela diri. :( Kenapa saya terbentuk dengan pikiran yang sangat berbeda dari oranglain? Kenapa hati harus sedemikian peka hingga cepat terharu hanya pada persoalan sepele.. :(
Benarkah setiap langkah yang saya ambil? semoga.......

Rabu, 09 Juli 2014

Aku 1 kamu 2 Apa yang salah dengan itu?

Sepanjang ingatanku yang memang masih belum banyak, pilpres kali ini yang paling seru dari yang sudah-sudah. Pendukung hampir imbang, dan menjadikan banyak kampanye hitam bertebaran dimana-mana menjatuhkan lawan masing-masing. Jauh-jauh hari saya telah menetapkan pilihan pada salah satu kandidat. Sejujurnya keduanya saya suka. Tapi keduanya juga memiliki hal yang masih memberatkan saya untuk memilihnya. Tapi bagaimanapun pemilu harus jalan pilihan harus ditetapkan. Alhasil, saya tetapkanlah hati saya ke salah satu kandidat.

Pemilu kali ini luar biasa, kembali saya ulangi. Pemilu kali ini menggugah hati banyak diantara teman saya yang dulunya selalu di "golongan putih" untuk mengikuti jejak kami "golongan berwarna" aku tak ingin menyebutnya golongan hitam. Meskipun sebenarnya agak nggak nyambung karena toh putih warna juga.. :). Banyak teman saya yang dulunya apatis, dan selalu diam. Kali ini mulai berbicara. Meskipun tidak sedikit diantara mereka bukan berbicara untuk mengangkat pilihannya melainkan berbicara untuk menjatuhkan lawannya. Setidaknya lihat sisi positifnya, mereka sudah mau berbicara dan ikut andil untuk perubahan negeri ini.

Pemilu kali ini menimbulkan perpecahan, dan tentu saja sekaligus persatuan. Kubu terbagi menjadi dua sebagaimana layaknya sebuah pertandingan. Dan ini adalah pertandingan yang sepadan, keduanya memiliki peluang sama besar untuk menang. Hanya saja yang sedikit saya sayangkan dari pertandingan ini yaitu pihak-pihak yang tidak bisa menerima kekalahan dan di sisi lain pihak yang kurang bijak menyikapi kemenangan. Dan lucunya pertandingan belum finish tapi sudah merasa menang dan mengolok-olok lawannya. Tak bisa kah pemilu ini damai saja. Apa yang salah dengan memilih 1 atau 2. kita masing-masing punya pertimbangan dan mungkin masing-masing punya kepentingan, tapi apa yang salah dengan menjadi berbeda. Kalahpun tak apa, yang jelas kami memilih dengan cara dan pertimbangan yang benar. Bukan karena uang  tapi atas pemikiran bahwa kami ingin indonesia yang lebih baik. Saya pikir kalianpun seperti itu. Yang artinya,  Jika presiden pilihanku tidak menang saya akan berdoa agar setidaknya presiden pilihanmu bisa mewujudkannya, seharusnya kalianpun begitu.