Label

Selasa, 17 Desember 2013

Ketika Lapar melanda

Kejadiannya dua malam lalu.. Ketika kami bertiga (saya, bia dan nisa)  sedang berusaha setengah mati untuk tertidur. lampu telah di matikan,, tak ada suara TV, suara laptop, suara HP atau suara lainnya. Sepertinya dalam hening kami memikirkan hal yang sama. "kami kelaparan.". Tak ada yang ingin memulai, masih bertahan dengan rasa lapar ini.. Aku mulai menghitung dalam hatiku,  pokoknya aku telah bertekad, tiga menit lagi jika masih belum ada yang memulai aku akan jadi yang pertama yang mengungkapkan raasa laparku... Ayolah,,,, seseorang ajak makan.... ayo.. ayo.. ayo... aku menyemangati dalam hati. Tiga menit berlalu dan masih tak ada yang bicara.. Baiklah aku telah bertekad.. kutelan liurku, ku kepalkan erat tanganku, kali ini harus bisa,, hmm nyaliku ciut lagi, tambah dua menit lagi batinku.
Baiklah,, aku sudah benar-benar tak tahan. aku langsung bangun " aku lapar" kataku. dan langsung di sambut baik oleh dua temanku. Mereka pun segara bangun, saya curiga mereka juga menghitung dalam hatinya. "iya, lapar juga" kompak merka berdua menjawab.
kami memutuskan untuk melihat jam terlebih dahulu, sudah jam 01.15 dini hari.

#bersambung

Rabu, 13 November 2013

Petuah

Bijak memang petuah yang selalu diberikan para leluhur. Salah satunya dapat saya maknai malam ini. "jangan tertawa berlebihan" berulang-ulang itu mereka nasehatkan. katanya kalau orang yang terlalu banyak tertawa biasanya akan menangis. Sebenarnya bukan hanya malam ini saya membuktikan bahwa kata-kata tersebut  benar. Tapi baru malam ini saya melihatnya sebagai sesuatu yang bermakna. Dulu, selalu ku anggap bahwa itu hanya kebetulan saja. 
Tadi adalah ulang tahun salah seorang temanku, dan kami malam ini datang untuk merayakannya secara kecil-kecilan. Kami terlalu senang malam ini, hingga tawa terus menerus pecah dan menjalar dari satu orang ke orang lain. Hal sepelepun kami ketawai. Hingga salah seorang di antara kami tak sengaja  bilang " kita saja yang orang Indonesia ndak tau, apalagi tiiiit  (saya nggak ingin menyebutkan namanya) yang orang Ambon". Mendengar itu sontak kami semua tertawa bukan karena kata ambonnya tapi kata Indonesia. seoalah-olah temanku ini ingin bilang bahwa ambon bukan indonesia. Tentu saja temanku tak bermaksud untuk bilang begitu, dia salah ucap. Dia ingin mengatakan Sulawesi, karena kebetulan kami berempat dari Sulawesi dan tiit dari Ambon. Tapi apa boleh buat, kata yang sudah di ucapkan takkan mungkin di tarik kembali. Dan kami yang tidak tau bahwa tiit punya perasan yang sensitif terus menerus  tertawa. Temanku yang tadi mengucapkannya sudah memberi kode agar kami berhenti ketawa... Tapi ibarat kereta api yang melaju, siapa yang bisa merem ketawa yang sudah pecah.  Awalnya tiit hanya diam, dan kami masih terus menerus ketawa. Hingga dua orang di antara kami yang ketawanya paling besar pergi meninggalkan rumah temanku. Tinggallah kami bertiga, saya, temanku dan tiit. Tiit langsung ke WC, temanku sudah ndak enak. Saya meyakinkannya bahwa tidak akan ada apa-apa. Tapi dia yakin bahwa tiit sakit hati, dan dia mengaku salah. Saya tak yakin tiit keberatan karena yang kulihat dia tidak marah pada saat itu. Tidak banyak perubahan juga pada ekspresinya kecuali dia yang tadinya juga ikut ketawa sejak ejekan itu jadi diam. Tak saya sangka ternyata pas dari WC mata tiit telah merah, menunjukkan bahwa dia habis menangis, barulah saya yakin bahwa dia tidak baik-baik saja. Ternyata perasan memang tidak seperti kulit yang akan kelihatan bila memar atau berdarah. Perasaan itu abstrak, mana ku tau kalau ternyata tiit sakit hati dengan tawa kami yang dinilainya mungkin telah berlebihan. Bahwa ternyata orang tua melarang tertawa berlebih karena pada saat ketawa berlebih itu emosi kita tak stabil, kita bisa tak sadar mengeluarkan kata yang tak sepantasnya yang akhirnya akan berujung pada sebuah tangisan.
Dan yang terjadi kini hanya adegan dua orang yang menangis, yang masing-masing minta maaf. Yang satu karena terlalu sensitif, yang satu karena kurang peka. Sebagai pesan terakhir bahwa maaf tidak akan bermakna bila terus menerus diucapkan, maaf akan bermakna bila perbuatan yang salah itu tidak kita ulangi. Bahwa kita benar- benar menyesal atas perbuatan kita dan mengingatnya sebagai bentuk kesalahan dan akan memperbaikinya tentu saja dengan tindakan bukan ucapan... :)

Senin, 11 November 2013

kata winnie the pooh

kita lebih besar dari yang kita bayangkan....
bisa kamu bayangkan...? :)

nasehat seorang ayah

yang namanya uang  itu tidak akan pernah kurang, dan tidak akan pernah lebih, tergantung dari seberapa besar kesyukuran kita....

Selasa, 05 November 2013

Ya Tuhan,,, mudah-mudahan dengan menjaga aib orang lain semua aibku sekecil-kecilnya Engkau simpan... aamiin... 

Jumat, 01 November 2013

1 november 2013

melihat hal yang terjadi di sekelilingmu yang menurutmu tidak semestinya akan membuatmu geram dan ingin mengubahnya. kenapa di negara kita begini,,, kenapa presiden kita memiliki kebijakan begitu, kenapa masih banyak orang yang tidak sadar untuk membuang sampah pada tempatnya... kenapa semua orang hanya pintar bicara... kenapa pejabat taunya hanya korupsi...  kamu ingin mengubahnya, keinginanmu untuk mengubahnya selalu besar. tapi kamu sadar bahwa kemampuanmu kecil, kamu tak bisa melakukan apa-apa... dengan tangan kecilmu itu mana bisa kamu mengubah dunia yang besar ini... jangan sayang.... jangan berusaha terlalu keras... cukup berubah dari dirimu sendiri... jadilah orang yang lebih baik... bisa jadi sumbangsi kecilmu itu bernilai besar... jangan pernah berhenti berusaha... lakukan yang terbaik... meskipun kedengarannya klise tapi jika di aplikasikan akan menjadi lebih baik... :)

Minggu, 20 Oktober 2013

siapa yang memberikan hak kepada manusia untuk menyakiti orang lain?. baik itu menyakiti secara fisik maupun psikis. Siapa kita sehingga bisa menyakiti perasaan orang lain dengan menyinggung fisik. Bukan kah itu artinya sama dengan menghina Tuhan, karena meragukan ciptaannya? Ingat selalu tak ada yang sempurna.... setiap manusia ada kekurangan, kekurangan fisik masih mending tapi kekurangan dalam hal sikap, kadang bikin sakit hati. Tapi kembali lagi yang harus kita ingat bahwa tak ada yang sempurna bahkan SAHABATPUN BISA BERBUAT SALAH, TAPI KITA AKAN SELALU MENEMUKAN ALASAN UNTUK SELALU MEMAAFKAN MEREKA"

Hidup ini..........untuk apa?

pernah kamu bertanya hidup ini untuk apa?

Kamis, 03 Oktober 2013

4/10/2013

Ya Tuhan maafkan saya untuk setiap emosi yang ku keluarkan, untuk setiap tindakan yang semestinya tidak ku lakukan. Engkau maha mengetahui lagi maha melihat, aku yakin hanya Engkau yang mengerti betul alasan dari setiap amarahku. Aku tau aku memiliki kekurangan , tapi aku tak suka kekurangan itu di manfaatkan orang lain untuk menyerangku. Aku tau aku kadang lupa dan sering mengatakan aku lupa, tapi aku yakin benar Engkau lebih tau bahwa itu tidak selamanya aku lupa. Kali ini aku yakin ingat betul, bahkan bila tak ada saksiku, Engkau adalah saksiku. Aku menyimpannya... aku yakin menyimpannya. Dan engkau beserta malaikat-malakaitmu atau bahkan setan juga menyaksikannya. Bahkan 5 orang teman pondokanku melihatku berlari-lari membawanya. Aku ingat tak mungkin jatuh, karena aku ingat menyimpannya.

Maafkan aku yang terlalu cengeng Tuhan, Kemarin adalah hari yang benar-benar melelahkan. Tidak seperti biasanya, kemarin bahkan tak sempat teman pondokanku ku ajak cerita, ada banyak tugas kantor yang harus ku selesaikan. Magrib pulang dari kampus, sampai di pondokan tak ada hal lain yang kulakukan selain berusaha mengirim tugas sambil mengingat masih banyak agenda yang harus ku selesaikan hari itu juga. Aku masih harus keluar mencari sesuatu yang di suruhkan, dan kembali lagi merampungkan berkas keuangan. Belum lagi tugas yang sudah dealine, Telpon bapakku bahkan tidak terlalu kugubris, ku katakan padanya aku sibuk, janjiku pada seorang junior bahkan sampai kulupa, Aku kacau kemarin. Tapi aku yakin seyakin-yakinnya, aku membawa modem itu dan menyimpannya. Bahkan ketika aku menelpon dengan suara bergetar lantaran lari-lari aku masih ingat memegannya. Ini sungguh bukan persoalan modem, bahkan dengan manusiapun aku tak pernah merasa terikat, apalagi dengan benda. Aku bukan sombong, aku hanya yakin padaMu, bahwa rejekiku tak mungkin tertutar, Aku yakin engkau akan selalu melancarkan rejeki untukku. Aku hanya butuh dukungan kemarin tapi yang kudapatkan mana cap "pelupa". Aku masih terlalu jengkel......

Selasa, 01 Oktober 2013

2/10/2013

Kapan masa dalam hidup kita akan mengatakan CUKUP??? Bahwa pelajaran yang kita dapat sudah cukup, Harta yang kita miliki telah cukup, Jabatan yang kita miliki telah cukup.... Yang terjadi kita akan selalu merasa kurang. Masih mencari, sekolah setinggi-tingginya... Menimbun harta sebanyak-banyaknya, berambisi untuk jabatan yang lebih tinggi lagi dan lagi.
Berada pada anak tangga terbawah dan melihat bahwa mimpinya ada pada tangga selanjutnya. Berusaha berjalan, merangkak, melompat, berlari untuk sampai pada tujuannya itu. Dan sampailah kita pada tangga kedua dan sadar bahwa masih ada tangga ketiga yang lebih tinggi. Pandangan kitapun teralihkan kesana, yakin bahwa tangga yang lebih tinggi bisa membawa pada kebahagiaan yang lebih tinggi pula. Kita sudah lupa kenapa berada di tangga kedua itu dan sekarang fokus pada tangga selanjutnya. POkoknya harus sampai... Seterusnya hingga sampai pada puncak tertinggi dan sadar bahwa kita telah ketinggalan sesuatu.. Rasa bahagia itu tidak di sana. Mau apa??? semua usaha sudah dikerahkan. Orang pada tangga yang di bawah kita yakin bahwa posisi kita adalah yang terbaik. Kita hanya berusaha bahagia, berusaha membuat orang lain yakin bahwa posisi kita memang bisa membuat bahagia. Padahal kita sendiri ragu apa kita bahagia. Tidak!!! Ada hal yang di lewatkan. Mau turun lagi, gengsi terlalu besar. Rasa kesal, tapi mau buat apa??? Biarlah, yang penting bisa membuat orang lain iri, batin kita. Tapi apakah itu setimpal???? Mudah-mudahan... 

Sabtu, 28 September 2013

G.I.L.A

Aduhhh... malam minggu kelabu... Hanya gara-gara ndak ingin ketahuan lagi jomblo dan menggalau terpaksa menghabiskan waktu dengan menulis.. Sebuah ide brilian dari +Rabiatul Adawiyah . +Vhyvian Suamole  dan +Justank Chanester masih mending, mungkin sekarang mereka telah keluar dengan pasangan masing- masing.. +Uznha Fkmuh dan +Ardi sam  mungkin sedang smsan klo tidak lagi telponan sekarang. Tak ada yang salah, semua telah memanfaatkan waktu dengan kapasitasnya.
Niatnya sih mau nulis cerita yang unik, tapi apa daya dasar memang nggak ada bakat nulis cuma bermodal nekat dan tekad ya jadilah curhat yang ndak jelas dan ndak mutu. Bodoh amat,,,, saya cuma mau jadi penulis... Toh kalo tulisan saya nggak bagus,, ya udah nggak usah di baca. Saya cuma mau jadi penulis, bukan pencari perhatian. Nggak ada yang bacapun nggak apa2. Tapi mustahil tulisan nggak ada yang baca, toh buktinya saya membaca tulisan saya sendiri. :)
Sepertinya sedikit lagi saya mulai gila, ketularan gila dari +Rabiatul Adawiyah .... Ya Tuhan jauhkanlah kegilaan ini.. hahahahahahaha

Jumat, 30 Agustus 2013

:)

Boleh jadi dia menghalangi jalanku untuk berkomunikasi dengannya, tapi yang ku lakukan lebih hebat. Aku menutupnya. Capek aku.... sempat membiarkan seseorang ikut dalam duniaku, mempersilahkannya masuk dengan baik-baik. Dunia yang selama ini kunikmati sendiri, dan dengannya sempat ingin kubagi. Sekarang dia ingin berpura-pura lupa jalan menuju ke duniaku, akan ku bantu dia. Dia tak perlu pura-pura lupa lagi karena jejaknya sudah saya hapus. Gerbangnya sudah saya tutup dan kuberi pelindung ekstra.
Setelah ini dia boleh membenciku, tapi aku yakin itu takkan dilakukannya. Aku memperlakukannya dengan baik saat dia di duniaku. Tak pernah kuusir dia, Aku menunggu sampai dia memilih untuk keluar sendiri, dan setelah itu takkan kubiarkan masuk lagi. Dengan begitu, dia tak seharusnya dendam padaku. Jika suatu waktu dia rindu melihat duniaku, dia tak perlu menyalahkanku. Dia hanya perlu menyesali dirinya sendiri. :)


Satu dua tiga empat lima. Ya telah hampir lima tahun dan kalian masih seperti itu. Lucu juga saat kutau kisah kalian, meskipun tak sepenuhnya. Kisahmu itu membuatku mengingat tentang diriku. Kamu bilang padaku aku takkan mengerti. Aduh kak, aku mengerti karena aku pernah berada pada posisi kalian bukan hanya sebagai kamu tapi sebagai  dia. Satu-satunya posisi yang belum pernah kurasakan adalah sebagai seseorang perempuan yang kini menjadi pacarmu. Aku tau bagaimana dilemamu, aku tau bagaimana sakitnya dia. Satu- satunya yang aku tidak tau adalah bagaimana terlukanya perasaan pacarmu.
Entahlah apakah kisah kita memang sama. Tapi jika seperti apa yang pernah kurasakan, maka itu akan sulit. Karena melibatkan orang yang telah berpengalaman masalah perasaan dan yang tak memiliki pengalaman sama sekali.
***
Kisah ini tentang seorang teman yang ku kenal. Aku tak tau bagaimana persisnya kisahnya tapi sejauh yang aku tau kisah ini akan menyakitkan bagi beberapa orang.  Temanku yang bernama Inchi, seseorang yang selama lima tahun masih mempertahankan perasaannya. Sayangnya, dia memiliki perasaan pada orang yang salah. Pada kak Dedi yang merupakan pacar temannya, Meta.
Inchi bingung dari mana awal semua masalah ini, dia adalah orang baru dalam dunia yang melibatkan perasaan dan hubungan lawan jenis. Awalnya dia hanya menuruti perasaannya. Perasaannya yang mengatakan bahwa dia nyaman berada dekat dengan kak dedi, bahwa dia merasa mereka nyambung. Tapi tentu saja nyambung saja tidak cukup untuk menjalin sebuah hubungan. Bahkan perasaan suka dari satu pihak saja tidak cukup. Dia sadar betul akan hal itu, tapi lagi-lagi dia tak bisa menghindar. Aku tau inchi bukan orang yang bodoh, dia sadar bahwa dia berada pada posisi yang salah. Tapi apa boleh buat, karena kadang-kadang dia merasa kak dedi sendiri yang memberinya harapan untuk tetap bertahan pada perasaannya.  Di cap sebagai perusak hubungan orang, siapa yang bisa tahan. Tapi dia tahan, bukan karena dia orang yang tak berperasaan. Tentu dia sedih akan hal itu tapi setengah hatinya yakin bahwa dia bukan perusak. Bagaimana mau merusak, perasaan kak dedi padanya saja dia tak tau. Dan dia merasa sudah tak ada harapan lagi. Tapi setengah hatinya yang lain percaya kalau apa yang dituduhkan padanya memang benar, buktinya diapun masih mempertahankan perasaannya.
Dia sempat merasa senang meskipun bingung karena ada suatu waktu kak Dedi lebih memilih dia dari pada temannya. Jika dibandingkan dengan temannya, dia merasa tak ada apa-apanya.  Hmmm dasar Inchi temanku itu, dia masih melihat dari fisik. Dia masih belum sadar bahwa ada hal lain yang menyebabkan dia lebih baik dari temannya. 
Aku tau Inchi sering berbunga-bunga saat berkomunikasi dengan kak dedi sepertinya semua harapan menjadi semakin jelas. Dia masih mengenang hal-hal yang mengingatkannya pada kak Dedi. Dia telah cukup lama bersabar. Seperti dia tak ingin lagi berada pada posisi yang serba salah dan selalu di salahkan. Di curigai telah melukai perasaan seorang perempuan, memangnya dia sendiri tidak terluka? Dan memangnya siapa yang paling terluka disini? Secara tidak langsung diarahkan untuk tetap mencintai dengan tulus, sementara dia sendiri ragu apakah dia dicintai. Bahkan dia hampir yakin kalau dia tidak dicintai, barangkali hanya dikasihani.
Sering dia berpikir, bahwa barangkali selama ini dia memang yg GR. Dia merasa bahwa tulisan itu dia yang dimaksud, bahwa kak dedi masih mengenang namanya dan menceritakan ke teman-temannya itu karena sejujurnya kak dedi mencintainya. Tapi lebih sering dia mengutuki dirinya sendiri, menyesali kebodohannya. Menyadarkan dirinya bahwa dia hanyalah bagian dari masa lalu yang ingin dilupakan. Bahwa dia bukan satu-satunya. Dan dia mulai membenci kak Dedi, rasa benci itu makin menandakan bahwa dia masih sangat suka. Kenapa jg dia harus sakit hati? Tapi sejujurnya aku tak benar-benar tau apa yang inchi rasakan. Toh pada akhirnya Inchi akan menyerah dengan perasaannya. Pada akhirnya dia akan mundur, mundur yang sebanar-benarnya. Tidak seperti dlu yang tertarik ulur.  Dia memantapkan hatinya untuk memperbaiki diri, dan memasrahkan nasibnya dan yakin suatu saat akan mendapatkan seseorang yang benar-benar baik. Dia tak ingin menjadi orang yang menyesal di belakang. Dia akan sangat bahagia mulai dari sekarang
Di sisi lain posisi Meta tidak lebih baik. Memiliki hubungan dengan bayang-bayang seorang teman sendiri. Memiliki kekhawatiran tidakkah suatu saat hubungannya akan berakhir.  Kadang kala merasa bahwa dia yang setengah mati mempertahankan hubungan, tapi kak Dedi sepertinya tidak. Dia pusing, dia yakin kak dedi mencintainya, buktinya kak dedi memilih dirinya dan telah bertahan sangat lama. Tapi kadang kala, dia tak mengerti jalan pikiran pacarnya itu. Dia yakin kak dedi dan semua ucapan yang kak dedi berikan padanya adalah pertanda bahwa kak dedi sayang, tapi kadang-kala dia mendapat sedikit berita tidak baik tentang kak Dedi dan temannya itu.  Jika benar keduanya masing-masing memiliki perasaan, kak dedi dan temannya itu, dia yakin dia adalah pihak yang paling sakit. Meta menjadi seseorang yang selalu ada, barangkali itulah yang menyebabkan dia seolah-olah tidak ada. Tidak terperhatikan. Seperti matahari yang tak di pedulikan kalau siang tapi dirindukan saat senja. Barangkali dia harus agak menjauh dulu agar kak Dedi sadar betapa berartinya dia untuk hidup kak dedi. Walau bagaimanapun Meta pantas bahagia sekarang, karena saat ini Kak Dedi Memilihnya.
Dan Kunci dari semua ini ada pada kak Dedi. Aku tak begitu mengenalnya. Jika ingin kusimpulkan maka aku akan bilang sebenarnya, kak Dedi hanya kagum pada Inchi dan dia sayang pada Meta.   Dan jika ada pihak yang akan paling tersakiti saya rasa dialah orangnya, karena apapun yang nantinya akan dipilihnya berisiko, dan kemungkinan tidak mendatangkan kebahagiaan bagi semua. Kak dedi susah lupa pada Inchi karena tulisan inci adalah tentang dirinya. Bahwa kak Dedi merasa bersalah atas apa yang terjadi. Maka jadilah mereka berdua, kak dedi dan Inchi dua orang yang saling menyalahkan diri masing-masing. Kak Dedi masih mengenang setiap hal kecil yang menghubungkan memorinya dengan Inchi. Menurutku, barangkali kak Dedi hanya kagum pada Inchi seperti yang kukatakan tadi. Ada banyak hal yang dia sukai dari perempuan itu, tapi ada satu kekurangan Inchi yang dalam otaknya masih tidak bisa dia terima. Aku ingin bilang padanya “ hai bung, hubungan itu pakai perasaan, jangan terlalu pakai otak”. Tapi tentu saja aku tak bisa bilang padanya.
Kak dedi bilang, dia tidak bisa bersama Inchi karena Inchi terlalu baik baginya. Aku tau inchi memang baik, tapi siapa yang berhak menentukan apa yang baik dan tidak baik untuknya? Kak dedi,, kak dedi…. Aku mulai curiga jangan-jangan dia sebenarnya tidak bisa melepaskan kedua-duanya. Barangkali ia ingin tetap bersama Meta tapi juga ingin dikagumi oleh Inchi. Inchi benar dalam satu hal bahwa kak Dedi tidak pernah secara langsung menyatakan dia suka padanya. Tapi Kata-kata yang kak Dedi tuliskan bahwa dia menyukai seorang gadis, salahkah kalau inchi merasa itu dirinya? Pasti akan sangat menyakitkan kalau ternyata kak dedi sengaja menulis itu bukan Cuma untuk dirinya tapi untuk beberapa orang, atau bahkan bisa lebih parah bahwa tulisan itu bukan untuk siapa-siapa. Bahwa kak Dedi sengaja membuatnya ambigu supaya ada banyak orang yang merasa. Tapi tentu saja itu hanya asumsiku, aku yakin Kak Dedi bukan orang seperti itu.
Kak Dedi akan meradang kalau tau Inchi masih menulis tentang dirinya, dia akan complain pada Inchi  padahal di dirinya dia senang juga bisa jadi inspirasi. Kak dedi ingin Inchi bahagia, Tapi aku tak yakin apakah kak Dedi siap untuk itu. Kak dedi memang orang yang baik, Tapi bahkan orang baikpun pasti akan menangis melihat orang yang dia sayang menangis. Dan akan lebih sedih lagi saat dia melihat air mata perempuan yang disayanginya yang disebabkan oleh dirinya dihapus oleh laki-laki lain. Bahwa ada orang lain yang sekarang membuatnya tertawa dan menjauhkan air mata itu.
Sungguh aku berharap kebahagiaan bagi mereka bertiga, utamanya bagi orang yang selama ini paling tersakiti. Semoga akhir yang bahagia akan segera datang untuknya. Aku senang kalau ternyata akhirnya kak dedi menetapkan hatinya pada satu orang. Karena kalau dia memaksakan menggenggam dua-duanya, aku yakin dua-duanya akan lepas.
***

Kamis, 15 Agustus 2013

minggu yang sibuk... mengurus semua keperluan orang lain. terlalu bersemangat tadi, dan sekarang betisku sepertinya mau pecah. sejujurnya hari ini sepertinya aku ingin menangis biar hilang semua capeknya. tapi apa yang bisa ku lakukan hanyalah mengeluh. cukup d tulisan ini aku mengeluh, agar tak seorangpun tau kelemahanku. agar aku bisa mempertahankan kekuatanku. agar aku setidaknya bisa memotivasi diriku sendiri.
kerja..kerja..kerja... mikir..mikir..mikir... ga ada capeknya, g ada berhentinya.

Senin, 01 Juli 2013

aaaa

sepertinya aku telah berjalan ke arah yang semakin salah. aku yang terlalu cepat menyimpulkan, aku yang rajin cerita.. sekarang aku semakin sadar bahwa semuanya benar-benar salah. aku ingin memperbaiki tapi mulai dari mana.. ini telah berjalan dengan sangat mulus menuju kesalahan yang makin dan semakin besar setiap harinya. salahku karena aku pelupa, tak mengingat bahwa sifat burukku telah memberikan masalah untukku sebelumnya. Ya Tuhan aku hanya meminta, sekali lagi meminta... tuntun ini kembali ke jalur yang seharusnya, takkan kuulang ke kesalahan yang sama lagi.. aamiin

Selasa, 25 Juni 2013

kenangan yang tak terlupakan 6

salenrang, maros, sulsel

my sisters

me n maul at pulau sembilan

masih d pulau sembilan



pulau samboang, bulukumba, sulsel

dinner

camping at bara beach

pantai bara., bulukumba, sulsel

lagi ngadem sambil nunggu kelapa jatuh... #ngarep

pos daki bulusaraung, pangkep- maros sulsel

baru d pos 2 sdh capek... :(

tiba d puncak

masih d puncak

pos 9#lokasi camping#foto2 sebelum packing pulang

binamu,jeneponto

keluarga besar kopma unhas @ danau unhas

kenangan yang tak terlupakan 5

camping sebelum badai.. hahahah

B'day party k iccang @ Rumah Makan Ratu Gurih

loka, Bantaeng, Sul-Sel, Indonesia

Tim Ceria Kopma Unhas

wajah2 tak jelas... heheheh

ala ala pra wedding... kwkwkkwk

melompat lebih tinggi

hilang fokus.. :)

hilang fokus lagi..... :D

L.O.K.A

aiiiii.... cantikx... :)

panas pemirsa..

liat sini dong,,,

nah lebih baik begini... mukax g usah kelihatan.. hehehe

Tau ahh....Gelap

senja di jeneponto

kenangan yang tak terlupakan 4
















kenangan yang tak terlupakan 3