Label

Rabu, 15 Juni 2016

ya?

Hidup selalu tentang pilihan dari dulu hingga sekarang. Aku rindu masa dimana aku dianggap belum cukup dewasa untuk menentukan pilihanku. Masa dimana aku melakukan semua sesuai arahan dan keinginan orang yang kucintai, orang tuaku. 

Aku telah dianggap dewasa kini. Aku dirasa harus memilih pilihan yang ada sendiri. Persoalan memilih sebenarnya perkara gampang jika aku tidak di tuntut mempertanggungjawabkan pilihanku. Tapi itu hanya ada dalam angan anganku. Yang terjadi aku harus berani bertanggungjawab dan menanggung risiko dari pilihan yang ku buat. 

Dan disinilah kita, di dunia dimana selalu menyiapkan banyak opsi dan kemungkinan kemungkinan. Hal yang mengharuskan kita harus memilih karena tak mungkin menggenggam semuanya. Apa yang harus ku lakukan. Bagaimana jika kubiarkan saja dunia yang memilihkannya untukku. Bagaimana jika ku jalani saja baik atau buruk pilihan itu tanpa mengeluh.. mudah mudahn aku mampu... aamiin





*masih sedih dan syok dengan kematian adik salah seorang sahabat yang menurutku begitu cepat. Mengingatkanku bahwa hal yang paling dekat adalah kematian.. kenapa kita harus repot dengan berbagai urusan remeh.. mengapa tak dikembalikan saja pada sang pemilik. 

Selasa, 14 Juni 2016

hal paling jahat

Salah satu hal paling jahat di dunia adalah memanfaatkan ketulusan orang lain. Tapi bagaimanapun tetap tuluslah. Ini bukan tentang kamu dan orang itu tapi tentang kamu dan Tuhan. Percaya saja bahwa setiap perbuatan baik maupun buruk akan mendapat balasan dariNya. Hal yang terbaik adalah tetap baik pada orang yang jahat pada kita. Namun, hal yang terburuk dan terjahat adalah berbuat jahat pada orang yang telah baik pada kita. 

Melalui tulisan ini, kepada siapapun yang merasa telah memanfaatkan ketulusan seseorang, sadarlah. Sebelum engkau di paksa sadar dengan cara yang menyakitkan....

Sabtu, 04 Juni 2016

eksistensiku

Ini adalah zaman dimana sebelum makan bukannya berdoa malah berfoto terlebih dahulu. Yang ketika lapar bukannya mencari makan malah update status di sosial media terlebih dahulu. Intinya ini adalah zaman dimana yang paling aktif di sosial media yang paling eksis.

Aku adalah sejenis orang yang lahir di zaman yang salah. Bagaimana mungkin aku bisa eksis, aku malas ganti ganti foto profil, jangankan itu aku malas update status. Dan sekarang aku berpikir bagaimana menunjukkan eksistensiku di zaman yang sangat bukan tipeku ini.

Satu satunya hal yang masih terlintas di otakku adalh mengisi blog ini. Blog ini menunjukkan eksistensiku. Meskipun tidak signifikan intinya ada, meskipun mungkin sedikit. Eksistensi yang menunjukkan saya pernah hidup dan ada cerita yang bisa ku tinggalkan. Tidak selalu kisah bahagia, kebanyakan kisah sedih yang coba disamarkan. Tapi menuliskannya aku bahagia. Tak ada penyesalan lagi untuk setiap hal yang pernah terjadi padaku. Semua adalah takdirNya yang terbaik.

Rabu, 01 Juni 2016

Berkebun emas.... :d

Ini tentang Kirey yang terobsesi dengan emas. Yang mempunyai 12 lebih kilogram emas yang membuat banyak orang jadi penasaran lokasi tersembunyinya emas tersebut. Tentang sebuah novel yang saya lupa apa judulnya, karena memang hanya novel pinjaman. Karena memang dilihat dari judul dan sinopsisnya itu adalah jenis novel yang tidak menarik perhatianku. Tapi benar kata pepatah jangan menilai buku dari sampulnya. Ini terjadi, isi buku tersebut menurutku bagus. Setidaknya bukan hanya kisah tapi mengajak saya berpikir juga. Yang karena buku itu pula, saya ikut ikutan seperti terobsesi emas.

Ingin sekali rasanya seperti kirey bisa mempunyai emas yang banyak sebagai investasi jangka panjang. Tapi kisahku tentu bukan seperti kisah dongeng atau novel. Aku tentu harus susah payah  jangankan untuk 1 kilogram emas, 1 grampun itu sudah lumayan. Tapi saya mengakui pemikiran kirey, saya tak pernah menganggap membeli emas adalah penting. Namun novel itu memberi perspektif yang berbeda.Bahwa investasi emas adalah salah satu bentuk investasi yang menjanjikan. Well, suatu waktu bisa di coba.. :)