Label

Minggu, 13 Desember 2015

terseret

madu dan racun dalam gelas yang sama..
Tak terpisah.. menyatu
Yang kau rasakan hanyalah manis
Tapi ujungnya tragis...

Mempertimbangkan...
Minum tidak???
Tidak.. kau kehilangan moment
ya.. kau yang hilang

Madu dan racun masih di gelas yang sama..
Kau telah mencicipinya
ya, kau tergoda
Manisnya telah kau rasa
Kau teguk bersama racun.

Kamu bisa berhenti
racunnya mempengaruhimu
ini tak baik untukmu..
kau tau betul
Kau pikir untuk berhenti
tapi kamu tak mengakhirinya
kau menikmatinya

..saat kita tau sesuatu akan berakhir buruk, bisakah kita mengakhirinya selama masih indah...


Senin, 12 Oktober 2015

Rencana Tuhan selalu indah

       Dulu aku mungkin tak menyadarinya. Aku terlalu sibuk mengutuk nasib yang tidak berpihak padaku. Sekarang, setelah semua berjalan, waktu memperbaiki segalanya. Kepergian ayahku dulu selalu kurasa belum waktunya, sekarang aku telah mengerti bahwa memang sudah waktunya. Tidak kurang dan tidak lebih. Ayahku telah tenang di sana. Tinggal aku disini yang masih mempunyai misi untuk membuatnya bangga. 
       Aku telah menyelesaikan studi S2 ku baru-baru ini, dan tak ada ayahku yang menyaksikan. Tadinya ku pikir ini sungguh tidak adil mengingat bagaimana besar usaha ayahku untuk menyekolahkan kami, memotivasi kami untuk berhasil. Tapi ini sungguh adil, ayahku mendapatkan tempatnya yang terbaik, dan aku mendapatkan pelajaranku yang berharga. Pelajaran bahwa aku tak boleh bergantung atau terlalu mengandalkan manusia, ada Allah diatas segalanya. Pelajaran bahwa sudah saatnya aku berusaha sendiri, buka terus terusan bergantung pada ayahku. Pelajaran bahwa kita harus siap dengan segala situasi tak terduga, karena kita hanya bisa merencanakan toh pada akhirnya Tuhan juga yang menentukan.
Bohong kalau aku bisa melupakan kesedihanku. Bagaimanapun kepergian ayahku adalah kehilangan terbesarku. Di samping itu aku punya kesalahan dan aku tak sempat meminta maafnya. Tapi aku harus merelakannya agar tempatx lapang di sana. Ayahku adalah sosok terbaik yang sempat kutemui di dunia ini. Kesyukuran terbesarku karena di lahirkan sebagai anaknya. Dia akan selalu menjadi superhero untukku. Aku sayang ayah.... :'(
Hidupku benar benar baru sekarang. Rencana yang tadinya tersusun rapi sekarang sepertinya harus ku susun ulang. Aku berusaha melihat perspektif yang berbeda untuk setiap persoalan yang kuhadapi. Tapi aku belum menemukannya. Tak apa, aku akan bersabar.  Menunggu hingga aku bisa melihat dengan jelas. Menunggu hingga aku bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian. Aku tak menyalahkan siapa-siapa untuk apapun yang terjadi padaku. Tapi aku belum bisa untuk berhenti menyalahkan diri sendiri. Tapi ahh sudahlah... ini adalah takdirku, aku hanya harus tersenyum dan menjalaninya dengan baik. :). Ini hanya bagian dari perjalanan panjang yang harus ku lalui. Ini adalah bagian dari pendewasaan diri. Ini yang disebut bahwa manusia merencanakan Tuhan yang menentukan. 
Aku hanya berdoa semoga jalan yang ku pilih adalah jalan yang benar. Semoga Allah tetap bersamaku sepanjang sisa perjalanan. Bismillah.....:)

Senin, 29 Juni 2015

:'(

😭😭😭😭😭😭
Ada suatu jenis beban yang tak bisa ku simpan sendiri tapi tak sanggup juga kutuliskan apalagi kuceritakan pada orang lain. Intinya sepertinya nasib baik sedang tidak bersahabat denganku akhir akhir ini. 
Mustahil bagiku untuk tidak menengok kebelakang karena "dia" terus mengikuti. Waktu terus berlalu. Impianku tinggal selangkah. Tapi kakiku diam di tempat.
Sebelumnya semua begitu mudah. Semua dalam jalurnya. Hingga pada akhirnya aku tak tau langkah kakiku yang mana sehingga jadi salah jalan. 
Kini dengan waktu yang semakin mepet aku hanya menghabiskannya menyesali langkah yang dulu kupilih. Aku tau apa yang kulakukan sekarang ini adalah kesalahan besar tapi aku tak punya kekuatan lagi untuk memperbaikinya. Kakiku diam disini, menunggu seseorang menarik tanganku dan mengarahkanku, percuma. Aku mengusir mereka semua jauh-jauh. Tak jelas lagi siapa yang tulus atau cuma modus sekarang. 
Tuhan selalu punya rencana yang baik bahkan ketika aku salah jalan itu, barangkali aku hanya belum menemukan maksudNya tersebut. Mungkin tujuannya agar sepanjang jalan itu aku bertemu orang yang baik atau justru tidak baik. Kita belum tau, karena sekarang belum berakhir. Aku hanya meminta agar Tuhan selalu melindungiku. 

Minggu, 24 Mei 2015

return

Isi tulisan ini kemungkinan besar tak ada hubungannya dengan judul. Jadi berhenti mencoba menebak isi tulisanku dari melihat judulnya. Karena judul itu tidak di buat sesuai isi tulisan. Menyalahi aturan menulis yang baik dan benar sih.. tapi siapa yang peduli, toh ini blogku.. :p
Nah trus kenapa memilih judul itu.. jawabannya: karena mau saja.. memangnya tidak boleh?

Well, kembali ke apa yang mau saya tulis dari tadi seperti biasa curhat tidak jelas. Pernah dengar kalimat bisa jadi kamu membenci sesuatu padahal itu baik untukmu dan sebaliknya. Saya yakin kalian pernah bahkan lebih mengerti dengan kalimat tersebut... serupa dengan itu baru baru ini saya mengunjungi sebuah tempat yang sekian lama saya hindari. Sebuah cafe milik seorang kenalan yang demi keamanan tidak ingin saya sebutkan namanya. Singkat cerita saya singgah di cafe itu dengan kurang semangat. Ternyata di luar dugaanku suasana cafenya enak dan nyaman.  Teman yang saya temani ke sana merekomendasikan sebuah menu dan saya hanya menurut. Menunggu pesanan datang saya melihat ke sekeliling.. menikmati suasanannya dan mataku berhenti ke sebuah rak buku. Saya memang hobby membaca khususnya novel. Maka akupun beranjak mencari siapa tau ada novel dalam tumpukan buku itu. Ternyata tidak ada.. semua bukunya tentang motivasi dan sejenisnya. Tapi aku tetap bertekad mencari sebuah buku yang kira kira bisa ku baca yang tidak terlalu berat. Dan ku temukanlah sebuah buku yang kunilai sesuai. Tapi aku tak berekspeksi terlalu tinggi terhadap buku itu takut nanti kecewa karena isinya tidak sesuai. Judul bukunya klo tidak salah..

Who moved my cheese

Ternyata isinya melebihi dugaanku.. isi bukunya baagus. Bahkan hingga minuman dan makananku habis aku masih belum menyelsaikannya. Aku begitu semangat membacanya. Pokoknya aku harus membeli buku itu. Aku harus mencarinya.

Aku belum menyelesaikannya bahkan hanya sampai pada halaman di awal awal sudah berhasil membangunkanku dari keterpurukan yang saya alami. Tentang dua tikus dan dua kurcaci yang mencari keju dalam labirin.. keempatnya mengingatkan kita pada karakter kita...

Pokoknya ada satu kata yang saya ingat... ketika salah satu kurcaci yang ketakutan untuk memulai semua lagi dari awal. Mencari lagi keju dalam labirin, dia pada akhirnya menertawai dirinya dan bertanya pada dirinya sendiri "jika saya tidak takut apa yang bisa saya lakukan?"  Dan diapun melawan ketakutannya. Terus maju.
Pokoknya banyak yang bagus dari buku itu.. saya sarankan untuk dimiliki. :)

Selasa, 12 Mei 2015

ayah

25 april 2015 ayah meninggal...

Antara percaya dan tidak tapi itulah kenyataannya. Sekarang telah 17 hari kepergiannya dan rindu itu semakin besar. Terlebih karena sekarang saya di makassar. Kemarin saat di kampung saya bisa meredam kesedihan karena melihat wajah ibu. Tapi di sini, jauh dari siapa- siapa. Di kamar sendiri, membuatku bisa lebih leluasa menangis. Air mata yang selama ini saya bendung, sengaja agar saya tak memancing tangisan anggota keluargaku yang lain.
Di mata orang yang melihatku, mereka pasti mengira aku tegar setegar batu. Itu hanyalah sebuah usaha besar dariku. Saya membujuk diriku sendiri, mencoba membodoh bodohi diriku sendiri dengan menganggap bahwa ayahku masih ada hanya pergi ke suatu daerah seperti biasa. Ayah memang masih ada, hanya pindah alam. Ayah masih ada, hidup di hati kami keluarganya. Ayah masih ada, bersama kenangan tentang kebaikan dan kesederhanaannya.
Bersama kerinduanku yang sedemikian besarnya kutitipkan doa, semoga sampai pada ayahku agar tenang di sana. Ayah nasehatmu selalu ku ingat. Ayah bahkan baru sebentar saya sudah rindu. Ayah....
Semoga Tuhan memberimu tempat terbaik, semoga saya bisa membuatmu bangga. Semoga saya bisa tetap jadi anak yang bisa di percaya bahkan tanpa pengawasanmu. Semoga saya bisa menjaga ibu dan adek adek. Ayah i miss you... :'( 

Kamis, 26 Februari 2015

Nggak Aman Lagi

Saatnya lari, kita sudah dikepung
Mulai di mata-matai
Yang tadinya pribadi
kini harus dibagi
Nggak aman lagi

Tinggalkan saja
Jejak jangan bersisa
andai ada suka
ataupun duka
biarkan rahasia

bukan tentang aku
bukan juga kamu
ini tentang pilu
tentang rindu
yang akhirnya satu

biarkan
relakan

Saat COC mengalihkan duniaku

Empat bulan ini aku punya hiburan baru, game COC. Pokokx tidak ada hari tanpa COC. Makan main COC, Naik motor main COC (untungnya saya biasanya hanya di bonceng), kuliahpun masih main COC.

Pernah ada kejadian memalukan dimana hpku lupa di silent. Hari itu, akibat begadang semalaman alhasil saya terlambat masuk kuliah. Masuk kelas masih aman, karena saat itu yang mengajar dosen baik. Pelan-pelan aku masuk kelas, memilih kursi bagian belakang. Kusimpan tas di kursi kosong di sampingku dan ku keluarkan hpku dari dalam tas.

Kalian pasti sudah bisa menebak, apa yang akan saya lakukan. Tidak lain tidak bukan, hanya main COC. Dan berita buruknya saya lupa men-silent hpku. Pengaturan Game COC-ku sdh mode silent, aman. Yang tidak aman ketika pemberitahuan line get rich masuk dan tanpa sengaja saya membukanya. Maka jadilah saya bintang game di kursi paling belakang. Betapa memalukannya. 

Tapi saya tak pernah meyesal, setiap manusia harus merasakan masa kacau dalam hidupnya, dan saya rasa waktunya bagiku sekarang. Ini tetap akan menjadi memori meskipun saat ini memalukan tapi suatu waktu akan menjadi memori yang lucu. Saya pernah jadi manusia pemalas, saya pernah jadi manusia yang membuang-buang waktu dengan game. Saya sudah cukup puas dengan itu. Sekarang saatnya saya menjadi manusia dengan karya. Semangat ana.. :)

Menemukan kehilangan 1



Masih dengan kerutan di jidat yang sama, kamu tersenyum padaku. Seorang anak perempuan kecil di sampingmu yang kamu genggam tangannya. Cantik, barangkali mirip ibunya pikirku. Sementara lihatlah aku dengan sebuah notebook dan tas jinjing yang penuh dengan berkas kantor. Berusaha memberikan senyum terbaik untukmu.
“Cantik anaknya kak, pasti mirip ibunya” akhirnya ku keluarkan yang menjadi isi kepalaku. Ku tatap anak itu, menyusuri satu-satu jejak lelaki di depanku dalam diri anak itu. Aku tersenyum sendiri, mereka memiliki mata yang sama. Salah satu bagian yang membuatku dulu jatuh cinta.
“Salim sama tante sayang,” hanya itu kata yang kau ucapkan. Dan anak kecil perempuan cantik itu menyambut tanganku dan menciuminya. Imut sekali.
Aku masih tak mengerti, takdirkan atau hanya kebetulan kita di pertemukan kembali di sini. Di tempat yang tak pernah kuduga sama sekali. Masih teringat ketika kamu meninggalkan kotaku karena masa studimu telah selesai. Tak ada kata-kata perpisahan. Hanya sebuah pesan ambigu yang kamu titip melalui temanmu untukku. Dan sekarang disini, di sebuah kota kecil yang jauh dari kota asal kita berdua dipertemukan.
“Duduk di sana dulu yuk, kangen ngobrol sama kamu” Ajakmu membimbing mataku menuju sebuah  bangku taman yang kosong. Anak kecil di sampingmu nampaknya sudah gusar ingin segera pulang. Aku juga sementara kerepotan membawa barang bawaanku. Sungguh tak ingin kulewatkan kesempatan ini, hanya untuk merunut waktu yang telah terlewatkan di antara kita berdua. Ku putar otakku mempertimbangkan dua kemungkinan. Tinggal bercerita tak peduli dengan anakmu yang mulai rewel, tak peduli dengan perjaan kantorku, tak peduli dengan kehidupanmu sekarang. Atau saya berlalu, melupakan rasa penasaranku tentang apa yang terjadi denganmu selama lima tahun ini. Tapi akh sudahlah, barangkali semua lebih baik jika tetp menjadi rahasia.
“Aduh, maaf kak. Sepertinya saya buru-buru, lagi pula anaknya sudah mau pulang sepertinya. Lain kali kita cerita panjang lebar” ucapku buru-buru ingin mengakhiri pertemuan ini.

*bersambung

Selasa, 17 Februari 2015

Tak ada tempat yang paling nyaman untuk kembali selain rumah. Tempat dimana kamu bisa menjadi dirimu sendiri tanpa takut akan hinaan. Tempat kamu bisa berbuat salah tanpa takut takkan termaafkan. Tempat dimana kamu akan memberi dan di beri tanpa ada kata kata terima kasih di lisan karena ketulusan selalu menyertai tiap tindakan. Terimakasihmu ada pada doa yang kau panjatkan dalam hati. Terimakasihmu ada pada usaha sungguh sungguh untuk membuat kedua orang tuamu bahagia... untuk membuat keluargamu bangga. Terimakasihmu ada pada senyuman yang selalu engkau berikan.

Senin, 02 Februari 2015

akhhh

Sudah hampir seminggu sejak proposal, tapi perbaikanku belum tersentuh sama sekali. Hidupku kacau, pekerjaan kantor tak selesai, pekerjaan rumahpun tak selesai. Bahkan jalan jalan atau kumpul kumpul dengan teman tak kunikmati. Aku seperti orang yang hanya menjalani sisa hidup tanpa obsesi tanpa Impian.
Laptop kantor kuhilangkan, kunci motor tercecer, aku tak tau apa yang aku pikirkan. Bahkan main gamepun tak mampu menghiburku sekarang. Di bilang sedih, saya tak sedih tapi bahagiapun tidak. Aku seperti berada di dimensi lain.. ingin menangis tak bisa.. tertawapun di paksa.
Tak bisakah saya di pause dulu. Saya takut menjadi tua tapi tak tau apa yang telah aku lewati... takut aku menyia nyiakan hariku tapi tak tau juga cara menikmatinya.. ahkkkk pusing.... kayakx butuh teman cerita.. :'(

menjadi bukan aku

Pernahkah engkau menutup mata kala malam, saat kamu belum mampu terlelap. Ketika itu yang kamu dengar suara dengungan malam yang entah bersumber dari mana. Atau suara hewan malam yang sepertinya sedang lomba paduan suara. 
Malam ini hingga pukul 01.00 dini hari, aku masih belum mengantuk. Bosan main game, dan tak ada lagi novel yang bisa saya baca. Ku tutup mataku, ku pikirkan masa depan sekaligus masa laluku. Ku bandingkan dengan apa yang telah aku lakukan sekarang. 
Sudah bulan ke dua di 2015. Serasa baru kemarin kemeriahan nyala kembang api. Serasa baru kemarin libur tahun baru. Secepat itu sekarang waktu berlalu.
Kini aku memikirkan diriku yang sepertinya tidak menjadi diriku. Sepertinya ada orang lain yang bersembunyi dalam jiwaku. Tentang ana yang kadang kala mengucapkan hal yang berlawanan dengan isi kepalanya. Menjadi ana yang melakukan sesuatu yang tak sesuai isi hatinya. Dan memilih menyembunyikan apa yang sebenarnya dirasakannya. 

Rabu, 21 Januari 2015

Jika karya adalah indikator hidup maka barangkali aku dikatakan baru hidup selama setengah tahun. Yang artinya bahwa hidupku tidak produktif. Semua yang mengenalku pasti tau itu. Hobbyku makan, tidur, nonton, baca novel, dan main game... :(.
Selalu memotifasi diriku sendiri untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat, tapi hanya sebatas tulisan. Hanya sebatas pikiran, belum dalam tindakan.
Saya bersyukur Tuhan masih baik padaku dan selalu baik pada hambanya yang kurang baik ini. Masih menolongku, masih mengijabah doa-doaku. Kadang aku merasa malu, pada diriku sendiri dan terutama pada Tuhan YME. Sebagai khalifah belum ada yang aku kerjakan, barangkali aku hanya penghias bumi ini. Ada atau tak ada saya tak ada efeknya, mudah-mudahan tidak. aamiin