Label

Senin, 25 Agustus 2014

Di dalam hidup, selurus apapun kamu coba menjalaninya akan ada saja manusia manusia "unik" (bahasa halus untuk aneh) yang akan kamu jumpai. Semakin akrab kamu akan semakin mudah menemukan kekurangan dan ketidakcocokan dengannya.

Katanya tak ada batasan untuk kesabaran, jadi sikap apa yang paling pantas untuk membela diri dari atau sekedar mempertahankan diri dari seseorang yang melakukan tindakan menjengkelkan yang sama terhadapmu berulang-ulang? Untuk orang yang sebenarnya tau sikap menjengkelkannya padamu tapi seolah-olah tidak tau bahkan sengaja untuk "menindasmu".

Ketika di berbuat salah padamu, tapi kamu tidak bisa berbuat apa-apa selain curhat tak berdaya membuat semua teman-temanmu geram.

Rabu, 13 Agustus 2014

Dengan "Dia" (yang tak boleh disebutkan namanya)

jadi bagaimana kelanjutan hubunganmu dengan dia?
ndak pernah komunikasi dengan dia lagi?
bagaimana perasaanmu ke dia?
sudah buat komitmen dengan dia?
dia apa kabar?

Hahahahaha... bahkan setelah bertahun-tahun pertanyaan itu masih belum basi. Masih ada saja orang yang menanyakannya. mengutukku karena selalu berpura-pura bodoh, sok sok tidak mengerti pertanyaannya. Pura-pura tidak tau "dia" yang mereka maksudkan. Kisah itu masih saja mengundang pertanyaan dan penasaran dari teman-teman.

Tapi dulu aku selallu berhasil mengelak dengan jawaban singkat yang sama ambigunya dengan pertanyaannya.

"baik"
"tidak"
"perasaan apa"
"dia siapa maksudx"
"ndak tau"

kata-kata "ndak tau" "ndak mikir" memang ampuh. hahahaha, meminjam istilah pak jokowi itu, membuat yang suka kepo kadang-kadang jadi malas bertanya. Bahkan jadi dongkol sendiri.Bodoh amat kalau mereka jengkel... :) Tapi semalam semua itu tidak mempan. Mereka berkata saya sudah cukup tua untuk menggunakan jurus pura-pura bodoh lagi. Ya salah siapa? salah mereka sendiri ndak mau sebut nama "dia" siapa. dia kan bisa berarti siapa saja. saya tidak mau salah paham, meskipun saya yakin kita sebenarnya sudah sama-sama paham dan sepaham. Pada akhirnya mereka tak mau menyerah,mungkin karena " dia" yang mereka maksud juga sudah tidak di kota ini lagi, makanya mereka mulai tambah jahil dan kepo.
Akhirnya untuk membungkam mulut yang suka kepo ini, padanya aku mengaku. iya, "dia" suka saya, saya suka "dia" tapi kami tidak pacaran. ketawa puas keluar dari mulutnya, dan saya pikir ini akan berhenti, ternyata saya salah.
Di tengah teman-teman yang lain dia mulai mengungkitnya lagi. aku kembali berpura-pura  tidak mengerti, dia berputar-putar bertanya dan menggiringku ke satu visi utamanya "membuat saya mengaku". Tapi akupun tidak kalah berputar-putarnya, membuat pendengar kami pusing kepala. :)
Karena capek akhirnya aku menyerah dan berkata
"aku tau "dia" yang dimaksud. mengenai semua pertanyaanta, ini masalah perasaan kami berdua, biarlah menjadi urusan kami berdua"
dan diapun kembali ketawa puas, saya yakin dia menunggu moment untuk kembali menjailiku lagi.,....


Senin, 11 Agustus 2014

Selamat..selamat... :)

 Happy wedding buat evi, sekarang kita telah terbagi menjadi dua kelompok 4 yang belum menikah, dan 4 yang telah menikah. Mudah-mudahan kami semua cepat menyusul. hehehehe... oh iya selamat menjadi keluarga samawa, cepat memberikan ponakan buat kami semua... :D
Selamat hari jadi juga buat Kopma unhas yang telah memasuki usianya yang ke 33, mudah2an sudah menjadi organisasi yang dewasa, setua umurnya. meskipun dengan perayaan yang sederhana intinya adalah kebersaan dan kekeluargaan... :)

Katanya saya banget......

Kamu adalah apa yang selalu aku tulis,
tapi,,,
Aku adalah apa yang tak pernah kamu baca,,,
:'(

Kamis, 07 Agustus 2014

Kedamaian dan Kesehatan

Alhamdulillah, kedamaian dan kesehatan itu masih saya rasakan. Alhamdulillah, saya tidak perlu berjuang untuk mempertahankannya. Tidak seperti banyak saudara kita di Gaza sana. Perlahan-lahan aku mulai melupakan semua hal yang menganggu kedamaianku, yang menjadi beban pikiranku. 

Aku ingin seringan kapas tanpa beban. klo kata tereliye seperti daun yang gugur tak pernah membenci angin. buat apa? toh kita tau bahwa segala sesuatu ada masanya. Bukan salah angin, bukan salah tangan jahil tapi memang sudah masanya. Daun itu harus gugur menjadi pupuk bagi tanaman yang akan melahirkan daun daun muda, apapun pemicunya. 

Banyak orang sibuk memusingi bumi yang sudah cukup tua, dan menduga-duga kiamat. Tapi bumi tidak  pernah tua, kitalah yang bertambah tua. Bumi selalu baru bagi bayi-bayi yang baru lahir, bagi anak-anak yang baru mulai mengenal sekelilingnya. Bumi hanya tua bagi kita yang telah lama berdiam didalamnya hanya melakukan hal yang itu-itu saja.