Label

Selasa, 30 November 2010

anak kebanggaan ortu

Jadi anak kebanggan orang tua, siapa yang nggak mau. Tapi sebenarnya jadi anak kebanggan orang tua nggak selama selalu enak,, banyak beban ia, tapi aku punya kisah lucu kaitannya dengan jadi anak kebanggan orang tua. baca ya...

Kejadiannya baru-baru ini, tepatnya sehari setelah lebaran. Sebenarnya kalau dicerita malu-maluin sih,, tapi buat jadi pelajaran aja n supaya aku bisa tetap mengenangnya sampai nanti. Jadi saat itu hujan baru berhenti, suasana dingin masih menyusup hingga ke tulang, belum terlalu malam sih, tapi aku terpaksa ke tempat tidur karena keluarga dari kota datang ke rumah buat nginap. Ya... sebagai anak yang baik otomatis aku mengalah nggak nonton sampai malam demi memberi mereka ruang yang cukup buat cerita sekaligus keleluasaan, siapa tau aja ada pembicaraan yang nggak boleh di dengar ma anak-anak (hehehe,, aku masih merasa anak-anak). Merekapun berbincang-bincang,,, saat itu ada ayah, ibu, tante, dan paman. Dari kamar aku masih bisa mendengar percakapan mereka,, ya... masalah nggak penting, pembicaraan oranng tua mengenai pekerjaan mereka masing-masing, mengenai keluarga yang lain. Setelah itu aku sudah tidak memperhatikan lagi percakapan mereka, aku sibuk berpikir, menghayal lebih tepatnya. Pikiranku kemana-mana, aku masih belum bisa tidur, biasa peyakit imsomnia kambuh lagi. Aku terus memikirkan apa yang seharusnya aku lakukan untuk hidupku dan banyak hal yang sedikit-sedikit menyerempet khayalan.
Sudah agak lama mereka berbincang, aku yakin mereka menngira aku sudah tidur, kembali ku pasang pendengaranku baik-baik. Kali ini orang tua mulai membanggakan diri, membanggakan keluarga dan kerjaan masig-masing. jeng...jeng..jenjeng.. inilah dia saat yang dinanti-nanti ketika namaaku mulai diungkit-ungkit,. Aku memperbaiki pendengaranku. Yang tadinya aku hanya sekedaar mendengar, kini aku benar-benar menyimak. Aku mau tau apa saja yang mereka cerita tentanng aku. Awalnya sih senang jg,, karena ortu begitu membanggakanku,, tapi lama-lama. waduh kok jadi kayak gitu ya,,, mukaku memerah,, udah kayak kepiting rebus. malu....................... 
Awalnya yang dicerita mengenai prestasi-prestasiku waktu sekolah, semuanya deh... sampai pada akhirnya ketika ibu menambahkan. Ana sibuk sekarang di kampus,,, jadi pengurus koperasi. Tanteku kedengaran hanya berkata..hehm...adami kasian gajinya, lumayan dapatmi 150rb  perbulan. Jadi anu..... kalau ada karyawan mau libur sama dia, katanya. Kemudian ayahku menambahkann, 'jadi personalia".5000 gajinya perhari, datang jie saja tanda-tangan. Ini baru-baru banyaknya na bawa barang... ada terigu, minuman empat, susu, mie, terigu. anu... THRnya dari kopma. Saya bisa membayangkan ekspresi om dan tanteku pasti bosan mendengar mereka mengoceh melulu. kemudian ayah berkata lagi. " saya bilang sama ana, kau itu ana belumpi bekerja sudah banyakmi barang kau bawa".
Pokoknya perasaanku saat itu bercampur-campur. Aku malu dicerita sampai begitu ke tante., tapi kadang-kadang aku mencoba berpikir positif dan merasa terharu sekaligus bangga juga,. Sedemikian bangganya orag tua terhadap prestasi kecil kita. Bahkan mungkin lomba tingkat RW saja mungkin seandainya bisa akan mereka umumkan ke seluruh dunia. Sebenarnya aku ingin sekali membuat mereka bangga dengan prestasi yang lebih nyata. Aku ingin sekali bisa berprestasi yang membuat kedua orangtuaku dipanggil ke podium. Aku pernah saat lulus smp juara 3 umum, tapi sayang saat itu orang tua nggak di undang. Giliran waktu SMA, aku berharap bisa masuk 10 besar sekolah ternyata tidak. Seandainya saja saat itu yang di panggil orang tuanya untuk naik sampai juara duapuluh besar pasti orang tuaku bisa naik juga. aku sedih sekali sekaligus kecewa juga. Tapi insyaallah suatu saat aku akan membuat orang tuaku sangat bangga sama seperti bangganya aku menjadi anak mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentnya dong... :)