Label

Senin, 18 April 2016

pembatas (antara postingan lama dan postingan setelah tulisan ini)

Membaca ulang semua postinganku pada blog ini mulai dari awal hingga sekarang, Aku tersadar telah melewati banyak hal. Banyak peristiwa tersirat di balik tulisan yang hanya aku dan Tuhan yang tau. Perasaan yang coba disamarkan.. keadaan yang coba ditutupi.. atau justru peristiwa yang didramatisir agar menarik di baca, lagi lagi hanya aku yang tau peristiwa apa dibalik setiap tulisan.

Dari ana yang protes karena bosan hidupnya terlalu monoton melakukan rutinitas yang itu itu saja, hingga ana yang kewalahan menghadapi terlalu banyak peristiwa yang membuat berwarna dengan kisah bahagia sekaligus dukanya. Kisah seputar kampus, kantor, juga kehidupan sehari hari. Cerita tentang kehidupan yang saya liat atau tulisan tentang isi pikiran. Yang fiksi dan fakta serta yang sekaligus keduanya..

Membacanya kembali membuat saya senyum senyum sendiri sekaligus malu malu, tapi aku tak menghapusnya meskipun membacanya lagi cukup memalukan karena saya pernah galau, pernah jadi alay tapi itulah fase hidup yang membuktikan saya pernah muda. Akan kusimpan memory itu, mengamankan moment2 indah dan sedih melalui tulisan ini. Intinya sekarang aku lebih banyak bersyukur. Allah begitu menyayangiku, sungguh.. :)

Kehilangan sesuatu justru Allah selalu menggantinya dengan yang lebih banyak, tidak melulu soal barang tapi keikhlasan, kedewasaan berpikir, penerimaan, kepasrahan, perjuangan yang lebih keras. Maka betullah dikatakan tidak akan hilang atau diambil sesuatu kecuali Allah menggantinya dengan lebih baik. Cerita tentang kehilangan barang, kehilangan ayah, hampir kehilangan teman dan sempat kehilangan jati diri selalui mewarnai tulisan saya yang selalu di susul dengan tulisan syukur dan terimakasih pada Tuhan. Saya sungguh takjub bagaimana Tuhan sungguh berkuasa atas segala galanya. Ada banyak fase dimana saya berpikir tidak akan mampu melewatinya tapi kemudian Allah selalu melindungi saya, memberikan kebesaran hati untuk melepaskan. Jangan menggenggam, toh semua hanya pinjaman. Saya boleh kehilangan semuanya karena takdir Allah tapi Allah akan selalu bersama saya. Bukan sekali saya merasa putus asa, tapi Allah selalu menuntun memberikan semangat entah darimana. Selalu ada petunjuk darinya, tinggal kita membuka mata dan melihat sekeliling.

Saya ingat ketika ayah meninggal dan saya merasa putus asa dan begitu sedih tapi kemudian saya di pertemukan dengan orang yang sekampung dengan teman saya irwin yang di rawat di rumah sakit dan hari itu meninggal sementara sedikit kerabat yang menyertainya dari gorontalo. Ketika ke sana dan membantu mereka saat itu juga kesadaranku muncul, dalam banyak hal saya masih beruntung. Sejak ayah sakit sampai meninggal kami sekeluarga selalu mendampingi. Di bandingkan dengan ibu itu yang menderita sakit bertahun tahun dan meninggal jauh dari keluarga, ayahku lebih beruntung. Kami sekeluarga lengkap keluarga besar kerabat serta teman. Belum lagi anak ibu itu masih kecil yang setia menemani ibunya sampai dia harus cuti sekolah, dia lebih ikhlas dan sangat pintar. Aku sungguh malu pada anak kecil itu. Masih banyak kuasa Allah, untuk melindungiku. Aku sungguh malu karena ibadaku masih sangat jauh.

Tapi fase itu telah selesai. Kini aku menyadari aku tak boleh banyak menuntut aku harus lebih banyak bersyukur. Lebih banyak bertindak dari pada mnegeluh. Kalau ingin diperlakukan baik aku harus memperlakukan orang dengan lebih baik. Bahkan kepada orang yang berniat jahatpun harus baik, karena bukan tentang aku dan orang yang berniat jahat tapi tentang Aku dan Tuhan. Aku tak perlu menuntut mendapat jodoh yang baik, cukup saya yang memperbaiki akhlak, memantaskan diri. Aku tak perlu protes sikap orang padaku, aku hanya perlu menjaga prilaku perkataan dan tindakanku pada orang lain.

Pada akhirnya Aku malu selalu menulis tentang diriku di blog. Saatnya saya untuk orang lain. Mulai detik ini tak akan ada lagi kisah tentangku. Hanya ada kisah orang, atau mungkin karyaku entah puisi cerpen dsb yg pastinya tidak boleh kisahku atau pelajaran atau isi kepalaku yang saya pikir bisa bermanfaat untuk orang lain. Postingan sebelum tulisan ini biarlah jadi kenang kenangan, yang bisa membuatku tersenyum. Dan mulai detik ini tak ada lagi curhatan pada teman tulisan dll. Apapun yang terjadi cukup di simpan di memory otak.. kalaupun lupa mungkin akan lebih baik begitu... dengan ini saya ucapkan selamat tinggal ana yang pengeluh, ana yang banyak menuntut, ana yang tak pandai bersyukur, ana yang galau, ana yang sok bijak, dan ana ana yang lain. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentnya dong... :)