Label

Selasa, 16 Oktober 2012

hmmm

empat kali telah merasakan kecurian,, tapi menurutku ini adalah yang paling sedih.. entah kenapa, aku antara mengikhlaskan dan tidak mengikhlaskan barang-barang tersebut. Aku yakin pencuri itu tidak mengerti seberapa pentingnya barang-barang itu untukku. mungkin dia hanya melihat barang itu sebagai barang komersil yang bisa dia uangkan. barang-barang dalam tasku itu lebih dari sahabat untukku, dan mungkin mewakili separuh duniaku. Aku bukan melebih-lebihkan itu adalah kenyataannya. kalau orang lain yang melihatnya mungkin dia hanya akan melihat barangbarang itu sebagai laptop dan casnya, terus tas yang berisi hape dan casnya, pulpen, buku catatan, kunci, beberapa pecahan uang, sampah-sampah pembungkus permen yang belum sempat saya buang serta dompet yang berisi uang cash kurang lebih 900 ribu. KTP, kartu mahasiswa sekaligus ATM, kartu anggota kopmaku, kartu golongan darah, kartu askesku, dan kartu-kartu lain yang sy lupa. Tapi bagiku itu lebih dari semuanya..
Awalnya perasaanku biasa-biasa saja, lagi pula sejak pencurian hapeku yang pertama aku sudah belajar untuk tidak terikat dengan barang-barangku.. aku masih bisa menghibur diri dengan melihat nasib lilis yang jauh lebih parah dibanding saya. Tugas Akhir yang menentukan kelulusannya ada dalam laptopnya, dan satu-satunya backupnya ikut hilang bersama laptopku. perasaanku menjadi tak karuan ketika kuingat catatanku ikut hilang dalam tasku... setelah itu aku tak bisa membendung rasa sedihku,. buku kecil itu mungkin kelihatannya hanya buku biasa, lagipula isinya masih sedikit.. tapi seperti yang ku katakan tadi buku itu lebih dari sahabat,. dia yang mamppu menyimpan semua rahasia tanpa membocorkannya sedikitpun... banyak hal yang membuatku sedih mengenai pencurian ini, namun untuk sementara hanya itu yang mampu aku share.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentnya dong... :)