Label

Selasa, 15 Mei 2012

sanrobengi part 2

akhirnya perjalanan ke sanrobengi bisa diagendakan juga. setelah sebelumnya banyak konflik yang terjadi di antara kami semua. aku memutuskan untuk ikut ke sanrobengi bukan perkara muda. aku benar-benar dalam dilema. seperti ditawarkan memakan buah simalakama, dimakan mati, tidak dimakan mati. aku tak ingin ikut, tapi liburan ini sudah beberapa kali ditunda hanya gara-gara aku ada kegiatan lain di kopma. lagi pula kak sri memutuskan untuk ikut karena aku bujuk-bujuk. dan sekarang sangat tidak lucu kalau aku mengatakan aku tidak usah ikut. tapi ini benar-benar diluar kuasaku karena rapat triwulan juga diagendakan, aku tidak mungkin tidak datang karena aku yang mengundang. laporan LPJku belum selesai, sementara rapat sudah diumumkan akan dilaksanakan hari minggu jam 3. bagaimana ini??? what can i do?????
pada saat ada telpon dari maul mengatakan bahwa motor tak cukup dan dia menanyakan bisa tidak memakai motor adikku, dalam hati aku berfikir barangkali kami memang ditakdirkan untuk tidak ke sanro bengi. terlalu banyak hambatannya menurutku. sebelumnya k sri tidak bisa ikut, tapi aku bilang aku janji ini adalh liburan yang terakhir kalinya jadi aku membujuknya untuk ikut. sayang juga karena semua bahan makanan sudah dibeli, jadi dalam otakku solusi satu-satunya yang baik untuk semua orang adalah aku tidak usah pergi saja. baik untuk mereka dan juga baik untukku, meskipun tentu saja aku akan sedih. ketika kuusulkan hal itu, kak sri emosi, aku juga sudah sangat frustasi, mungkin bagi anak2 yang lain aku memang tak punya niat untuk pergi padahal jauh dalam lubuk hatiku, aku sangat ingin pergi. aku telah mempersiapkan diri dari pagi2 sekali. tapi karena motor kurang, dan solusi yang kupunya seperti tadi makanya dengan perasaan yang tidak jelas aku ke kopma. aku hanya mengantar berkas saja kesana. karena  malas pulang ke pondokan kuputuskan main game saja..... kak sri menelponku,,,,, aku sadar aku telah mengacaukan semuanya dengan sifat kekanak-kanakanku. andai mereka mengerti bahwa aku bertindak demikian bukan kekanak-kanakan,,, sungguh aku melakukan itu dengan pertimbangan orang dewasa tapi aku lakukan dengan cara kekanak-kanakan.

dalam perjalanan aku tak banyak bicara, aku dan kak bontil juga sempat kesasar.
di sanrobengi seperti biasa, hanya pada saat terakhir terjadi insiden yang sangat tidak mengenakkan hatiku. semua berjalan lancar sampai pada saat pagi. malamnya aku bahkan sempat tidur di tepi pantai dan terbangun tepat pada saat mahatari terbit dengan warna langit yang menarik. welll lupakan soal itu, kembali ke persoalan. pagi2 sebagian anak2 sarapn, dan sebagian yang lain foto2 dan berenang. aku memilih jadi bagian yang foto2, atau lebih tepatnya memfoto. semua berjalan lancar, banyak foto sudah diambil semua anak2 sudah turun ke laut. aku memilih tetap mengambil foto di pinggir laut. sampai pada akhirnya aku melihat kak sri mengkode yang lain. firasatku sudah nggak enak. sambil tetap memfoto aku mencoba menjauh dari pantai sampai akhirnya mereka makin cepat pergerakannya. aku berlari. aku berhasil lari, namun klo nggak salah kak anto dan kak bulla berhasil mengejarku. lama aku mempertahankan diri sampai akhirnya tenagaku habis. aku berusaha melepar tangan mereka tapi tak bisa. maka bentuk pertahanan terkhirku yakni kamer dalam genggamanku. sengaja tak kulepas meskipun telah di tepi pantai agar mereka tak menceburkanku. namun maul dan kak sri serta mina berhasil mengambil kamera dari tanganku. akhirnya akupun di rendam di air laut. aku sudah pasrah, apapun yang aku lakukan tak ada lagi artinya. tak kupedulikan satupun dari mereka, aku jengkel. dalam kejengkelanku aku baru sadar kalau aku mengantongi hp milik mina. ya Tuhan aku benar2 lupa. akupun berlalu, aku hanya sekilas memberikan hape itu ke mina. dia pun tak bisa protes apa-apa padaku. karena dia juga ikut menceburku, disamping itu dia sendiri yang menitip hapenya...
walau bagaimanapun aku merasa bersalah, kejengkelanku makin bertambah. aku pergi dari pantai, air mataku keluar meskipun sedikit, tapi keluar. aku akui aku memang cengeng. aku bisa sabar dalam hal lain tapi tidak dalam hal prinsip dan hal-hal yang telah kupegang teguh. aku kecewa saja bahwa temanku tidak menghargai itu. sebenarnya insiden ini sudah yang keempat kalinya, dan mereka masih belum belajar jg. insisden di sanrobengi pertama, insiden d kolam renang, insiden d pondokan masalh inagurasi, dan mereka masih belum cukup dengan itu.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentnya dong... :)