Label

Rabu, 19 Februari 2014

Dimana semua seharusnya berawal



Ada masa dimana kita harus mundur untuk mengambil awalan agar kita bisa mencapai lompatan terjauh. Kadang aku berharap agar kisah kita seindah sinetron bahwa pada akhirnya kita akan dipertemukan oleh takdir. Tapi semakin jauh kisah ini, aku merasa  kita berdua juga semakin menjauh. Kesamaan yang pernah ku temukan di dirimu, kini sepertinya mulai tak bermakna dan lama-kelamaan semakin lenyap.
Sungguh aku ingin sekali kisah kita seperti di tv-tv. Kisah dengan banyak masalah tapi endingnya bahagia. Tapi kita sebaliknya. Kita cenderung dan memang tanpa masalah tapi kenapa justru kisah ini terasa membosankan. Kadang kala aku ingin sekali kisah ini mulai dari awal lagi. Ingin kita berdua mulai pertemuan lagi, dan kita berdua mulai mengagumi dari awal, mengalami yang namanya cinta pada pandangan pertama. Bukan cinta karena kebiasaan seperti yang terjadi pada kita berdua. Bukan cinta yang muncul karena kita berdua saling mendalami karakter dan menemukan kecocokan. Ya aku ingin yang spontan. Aku ingin cinta padamu pada pandangan pertama, Aku ingin begitu pertama kali melihatmu aku langsung yakin bahwa kamulah orangnya. Aku ingin memiliki keyakinan itu. Tapi yang kumiliki sekarang adalah keraguan dan ketakutan.  Takut bahwa kita berdua hanya saling tau kelebihan masing-masing. Takut bahwa kamu takkan bertahan begitu kamu tau kekuranganku. Takut kamu takkan mampu menerima kekuranganku. Takut kamu akan mengalami bosan yang sama seperti yang kurasakan sekarang. Aku takut kamu takkan pernah cemburu padaku, meskipun aku berbincang bahkan jalan dengan laki-laki lain karena kamu yakin pada kesetiaanku sedemikian besarnya. Aku takut bahwa aku begitu mengagumimu hingga lupa bahwa kamupun manusia biasa yang mungkin bahkan pasti punya kekurangan. Takut bahwa pada akhirnya rasa cinta kita takkan imbang, rasa cintaku yang semakin bertambah sementara cintamu berkurang seiring waktu.
Karena semua kecocokan kita, aku malah berpikir sepertinya kita tidak ditakdirkan bersama. Hubungan kita terlalu datar, aku tak pernah tau apakah kamu menyukaiku sama besarnya seperti dulu. Yaaa,,,, aku mulai meragukan rasa sukamu padaku sekarang. Barangkali aku telah terbiasa dengan pengakuan jujurmu bahwa kamu rindu padaku. Sehingga sekarang ketika kamu tidak lagi mengatakan itu, aku was-was jangan sampai cintamu telah berkurang padaku. Aku hanya bisa tenang sebentar ketika kamu meng sms ku lagi, pada saat itu aku tau bahwa kamu rindu. Aku cemburu begitu melihat bahwa kamu begitu nyambung smsan dengan seseorang. Meskipun kadang-kadang sms kalian membahasku. Aku cemburu karena sepertinya kamu begitu nyaman smsan dengan dia. Rasa nyaman yang sama seperti pada saat awal kita kenal, rasa nyaman yang sama yang kamu rasakan ketika kita berdua smsan dulu. Tapi isi sms kita berdua sekarang begitu datar, kehilangan pembahasan. Sekarang aku hanya mengikuti bagaimana takdir akan mengakhiri kisah kita. Akankah kita jodoh, atau justru kita berdua dengan yang lain, who knows?
_anne_

3 komentar:

komentnya dong... :)