Label

Selasa, 17 Juli 2012

filosopi belajar

Aneh juga bahwa ndak semua orang sepemikiran dengan kita. contoh sederhana yang terkait dengan judul tulisan saya diatas misalnya adalah motivasi seseorang untuk belajar itu beda-beda. cara belajarnya beda-beda. nilai yang ingin mereka tangkap dari belajar juga berbeda. apa yang masing-masing orang senang pelajari juga berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya.
ada teman yang belajar karena nilai, ada yang karena hal lain. tapi kadang kala yangs ering jadi masalah karena orang terlalu menyempitkan makna belajar. bukan tanpa alasan saya berkata begitu. pernah saya mendengar temanku yang secara tidak langsung menyampaikan protesnya atas apa yang saya peroleh.
pernah salah seorang teman berkata bahwa nilai mata kuliah itu untung-untungan. saya rajin belajar n kerja tugas nilainya jelek tapi ada yang malas tapi nilainya bagus. meskipun saat itu entah aku ataupun bukan aku yang dimaksud aku sedikit tersinggung juga. bukan masalah apanya. aku memang orang yang agak sedikit malas masuk kuliah dan kerja tugas, tapi dalam hal ini kadang-kadang ada orang yang merasa rajin yang nilainya lebih rendah dari pada aku. tapi semua nilai yang kuperoleh adalah murni, hasil karangan bebasku saat ujian. aku nggak nyogok dosen, aku tak mampu untuk itu. mengingat perkataan temanku  dalam hati aku berpikir bahwa orang -orang seperti itu yang menyempitkan makna belajar mencari rajin menghafal dan membaca. ya itu memang bagian dari belajar tapi bukan hanya sampai disitu, bahwa belajar yang paling terpenting adalah proses "memahami". dan untuk mencapai proses memahami itu tidak cukup hanya membaca, menghafal, tapi perlu juga mendengar, dan kadang-kadang mengaplikasikan.
bagi saya tujuan dari belajar itu adalah "menajamkan pikiran dan menghaluskan perasaan".yang artinya semakin orang banyak belajar bukan membuat orang itu merasa paling serba tau, melainkan mereka akan makin bijaksana dengan berprinsip " orang yang bijaksana adalah orang-orang yang tau bahwa dirinya tidak tau". artinya dengan begitu mereka akan terus menerus belajar dan belajar untuk menajamkan pikiran dan sekalin membuat perasaannya halus dan peka terhadap orang-orang di sekitarnya. bahwa apapun yang ada di sekelilingnya bbisa jadi media pembelajaran baginya. bahkan jika dia bercermin dan melihat kedalam dirinya sendiri dia masih mampu belajar dan menjadikan dirinya tidak tinggi hati dan membuatnya mudah introspeksi diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentnya dong... :)